Selain beberapa poin di atas, TKP sambung Sugeng Teguh Santoso seharusnya lebih steril sehingga mempermudah pengumpulan bukti-bukti.
“Pnemuan mayat itu sangat penting. Lokasi harus steril, belum lagi persoalan CCTV yang katanya rusak, ini menimbulkan spekulasi publik,” tandasnya.
Lalu Jika pihak Kepolisian menyatakan jangan percaya dengan isu-isu di luar, IPW sebaliknya bertanya kepada pihak kepolisian, mengapa statmen ini disampaikan.
“Kami IPW lembaga independen yang memantau kinerja kepolisian. Dan sejak senin kami selalu ditanya oleh wartawan atas kasus yang mencuat ini, ini bagian dari fungsi kontrol,” terang Sugeng Teguh Santoso yang dikutip dari penjelasannya di TV One, Rabu 13 Juli 2022.
BACA JUGA:Samuel Ayah Brigadir J Minta Kapolri Bentuk TPF: Kalau Anak Salah Berikan Bukti, WA Diretas
Sementara itu Samuel orang tua almarhum Brigadir J atau Nopryansah Yosua Hutabarat berharap tim pencari fakta yang dibentuk Kapolri dapat menemukan fakta sesungguhnya di balik kematian anaknya itu. “Keadilan kepada kami, kepada orang-orang kecil,” ucap Samuel.
Samuel juga menyebut adanya kejanggalan dari kematian anaknya itu. “Ya benar ada kejanggalan almarhum anak saya Josua,” kata dia.
Samuel juga mengungkapkan keluarganya didatangi pihak kepolisian pada malam selasa malam.
“Mereka datang memberi penjelasan kronologi kematian anak kami. Yang datang Irjen Hendra serta rombongan. Beliau jelaskan dari kronologi sampai akhir,” ungkapnya.
BACA JUGA:Kasus Tewasnya Brigadir J Banyak Kejanggalan, DPR Minta Penjelasan Kapolri
Samuel juga mengungkapkan mengapa HP miliknya khususnya anak-anaknya diritas. “Tidak bisa saya gunakan sejak kemarin siang. saya sampai saat ini belum bisa. Anak-beranak juga diretas,” kata Samuel.
Tak hanya itu, ratusan polisi juga tiba-tiba datang ke kediaman mereka. Kedatangan ratusan polisi dengan mengepung rumah dan menutup pagar sekolah membuat keluarga ketakutan.
“Kami terkejut (kedatangan ratusan polisi) kami baru trauma baru kehilangan orang yang kami sayangi,” kata Rohani Simanjuntak bibi Brigadir J.
Keberadaan rumah orangtua J berada dalam kompleks perumahan guru SD di Sungaibahar, Jambi. Saat ratusan polisi datang menaiki satu bus dan 10 mobil membuat kondisi sangat menyeramkan.
Ada polisi yang mengenakan seragam, berpakaian hitam putih, dan pakaian bebas. Mereka datang kemudian membuat pagar seolah mengepung rumah.