Menurut keterangan Karo Penmas Kadiv Humas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan mengatakan, sayatan tersebut akibat proyektil yang ditembakan oleh Bharada E.
Iya (ada sayatan), sayatan itu akibat amunisi atau proyektil-proyektil (Rikoset) yang ditembakkan Bharada E. Proyektil yang ditembakkan itu, berjalan mengenai tubuh Brigadir J,” ungkap Ramadhan.
Ayah Brigadir J, Samuel Hutabarat, telah meminta kepolisian untuk mengungkap kasus polisi tembak polisi di rumah dinas Kadiv Propam harus diungkap secara transparan.
Ia merasakan ada keanehan dengan peristiwa baku tembak yang menewaskan anaknya, Brigadir J.
Salah satunya ia menyebut akun media sosial milik anak dan istrinya diretas, sehingga tak bisa diakses.
“WhatsApp dan Facebook anak dan isteri saya diretas. Kalau saya baru siang ini. Kami tidak bisa lagi mengaksesnya,” ungkap Samuel, Selasa 12 Juli 2022.
Samuel Hutabarat juga meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dengan membentuk Tim Pencari Fakta (TPF), dan Tim Khusus pun sudah dibentuk dan penyelidikan tengah berjalan saat ini.
Pihak keluarga Samuel hanya membutuhkan bukti kuat jika memang Brigadir J bersalah.
“Kami butuh penjelasan, kalau memang anak kami salah, ya, berikan buktinya,” kata Samuel di rumah duka, Desa Suka Makmur, Kecamatan Sungai Bahar, Muaro, Jambi.
Dia mengatakan, kematian anaknya membuat keluarganya sangat terkejut.
Karena keluarga masih berhubungan dengan Brigadir J, sekurang-kurangnya 10 jam, sebelum peristiwa baku tembak di rumah Dinas Kadiv Propam.
Samuel memohon kepada Kapolri, untuk memberikan keadilan dengan membuka rekaman CCTV dan mengembalikan handphone anaknya yang hilang.
Direktur Political and Public Policy Studies (P3S) Jerry Massie, mengatakan, bukan hanya sekadar CCTV, melainkan isi ponsel Brigadir J bisa jadi petunjuk untuk mengungkap kasus ini.