Hery juga menambahkan jika Kartu Tani Digital sebagai terobosan untuk menjamin tidak ada lagi petani di Aceh yang kesulitan mendapatkan pupuk subsidi karena mekanismenya lebih mudah dan jelas.
Selain itu Kartu Tani Digital juga sekaligus sebagai alat untuk memonitoring pendistribusian pupuk subsidi kepada petani agar tepat sasaran.
BACA JUGA:4 Orang Meninggal, 2.136 Jiwa Mengungsi Terdampak Gempa Jayapura
Sebanyak 38.767 petani di kota/kabupaten Kabupaten Aceh Besar menjadi yang pertama menerima Kartu Tani Digital.
Hery juga menjelaskan jika Kartu Tani Digital selain untuk pembelian pupuk subsidi juga memiliki beberapa fungsi seperti kartu identitas untuk petani, database produktifitas petani, monitoring pendistribusian pupuk, dan alat transaksi penebusan pupuk.
“Diharapkan ke depannya semua terdata dan tidak ada lagi petani yang kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi, kelangkaan pupuk, atau harga pupuk mahal,” jelas Hery.
Adapun pola transaksi Kartu Tani Digital dibagi dalam 3 tahap yaitu pembukaan rekening, aktivasi rekening, dan penebusan pupuk.
Pada tahap pembukaan rekening, BSI mengunduh data petani dari E-alokasi Kementerian Pertanian.
BACA JUGA:Alasan Amanda Manopo Tak Follow Satu Akun pun di Instagramnya: Hidup Saya Udah Ribet!
BACA JUGA:Luna Maya Gabung Investor Waste4Change, Kelola Sampah jadi Perhatian di Indonesia
Kemudian, berdasarkan data e-alokasi tersebut, BSI melakukan pembukaan rekening dan eWallet petani secara kolektif.
Data hasil Pembukaan Rekening akan disampaikan ke Kementerian Pertanian dan Aplikasi Rekan PIHC.
Untuk aktivasi rekening, petani datang ke Kios Pupuk yang telah terdaftar sebagai Agen BSI Smart. Agen BSI Smart akan melakukan verifikasi data petani.
Setelah verifikasi berhasil, data petani akan langsung terhubung dengan aplikasi REKAN-PIHC dan selanjutnya petani dapat melakukan penebusan pupuk bersubsidi.
Sedangkan Presiden Jokowi sendiri sudah mengalokasikan sebesar Rp 95 triliun dalam mendukung ketahanan pangan nasional untuk pelaksanaan APBN 2023.