JAKARTA, DISWAY. ID – Pengeroyokan yang dilakukan oleh anggota TNI Boyolali terhadap pendukung salah satu Paslon beberapa berbuntut panjang.
Berbagai pihak mempertanyakan kenapa anggota TNI Kompi Senapan B Yonif 408/Suhbrastha melakukan pengeroyokan pendukung Paslon dengan alasan pengendara sepeda motor menggunakan knalpot brong dan dalam keadaan mabuk.
Connie Rahahundini selaku pengamat militer RI mengungkapkan bahwa permasalahan ini seharusnya ditangani oleh pihak kepolisian dan bukannya pihak TNI langsung melakukan pengeroyokan.
BACA JUGA:Daftar Inspirasi Nama Bayi Perempuan yang Populer di 2023-2024
Menurut Connie Rahahundini, jika TNI ngurusin kedaulatan keamanan negara bukan knalpot brong.
“Jika itu masalah pelanggaran lalu lintas kenapa tidak langsung diserakan pada kepolisian karena itu sudah jelas ada tugas masing-masing,” tambahnya.
Connie juga menyayangkan terjadinya peristiwa pengeroyokan terhadap pendukung salah satu Paslon apalagi disaat menjelang Pemilu 2024.
Sedangkan Jenderal Maruli Simanjuntak selaku Kepala Staf TNI AD atau KSAD mengungkapkan dalam sebuah wawancara di televisi swasta bahwa anggota TNI turun tangan karena para korban pemukulan tersebut mengendarai sepeda motor dengan knalpot brong dan dalam keadaan mabuk.
BACA JUGA:Pendaftaran CPNS dan PPPK Guru serta Non-Guru 2024, Ini Syarat dan Alurnya
“Semua orang tidak berhak untuk melakukan pengeniayaan, tapi ingat, kita sebagai warga negara juga berhak untuk menjaga ketertiban umum,” terangnya.
“Apa kita biarkan orang mabuk naik motor seleweran begitu dan siapa sekarang yang bisa menghentikan mereka, lapor Polantas?, gak ada, kita ngomong kenyataan dilapanglah,” terang KSAD.
KSAD juga mengakui juga anggotanya bersalah dan saat ini mereka ditangkap serta berada di dalam sel.
Sedangkan Connie mengatakan jika kenapa hal ini terjadi hanya pada salah satu Paslon, sedangkan juga banyak beredar video dengan pendukungnya menggunakan knalpot brong.