Lebih lanjut, menurutnya terkait dengan program-program pemberdayaan masyarakat, misalnya menangani tingkat kemiskinan, stunting dan sebagainya juga berjalan karena ada suasana publik yang ikut mendukungnya.
”Dalam arti bahwa selain pendanaan yang memadai, berkesinambungan juga publik sendiri dilibatkan. Jadi di situ ada semacam inklusi, jadi pelibatan publik yang kuat sehingga inklusinya memenuhi standar yang telah ditetapkan,” tambahnya.
Trubus menyebut bahwa dari sisi birokrasinya juga cukup bersih, sehingga perilaku-perilaku koruptif pejabat di Kabupaten Kendal relatif minim.
“Mungkin aparat pengawas internal pemerintah dalam hal ini inspektorat berjalan dengan optimal itu, artinya perilaku perilaku koruptif yang dilakukan birokrasi itu bisa ditangani dengan cukup baik, mungkin aspek transparansi yaa akuntabikitasnya sudah cukup bagus,” katanya.
Trubus membandingkan dengan wilayah lainnya yang biasanya di tingkat kabupaten selalu gagal melakukan pembangunan.
“Itu menunjukkan bahwa Bupati Kendal mampu mengubah budaya birokrasi maupun budaya masyarakat membangun tata kelola pemerintahan baik,” ucapnya.
Sehingga menurutnya, Bupati Kendal Dico Ganinduto bisa diangkat menjadi role model bagi daerah-daerah lain. Terlebih, kata dia, di Jawa Tengah itu memang secara keseluruhan kebanyakan tata kelola pemerintahanannya buruk.
”Kalau daerah lain itu, kepala daerah sering kali selalu beralasan anggarannya itu minim, nah ini Bupati Kendal telah mampu istilahnya memodifikasi sedemikian rupa, kalau keterbatasan anggaran itu bukan merupakan kendala tetapi tantangan dan mencari solusi,” tandasnya.