Masyarakat pun sudah lama menginginkan renovasi sekolah agar anak-anaknya dapat belajar dengan nyaman dan tenang.
Athar Ibrahim Khalaffaith, salah satu siswa MDTA Al-Khairiyah kelas 4, mengaku senang belajar di sekolah tersebut, terutama pelajaran hadits. Namun, ia juga mengungkapkan kekhawatirannya akan kondisi bangunan yang rusak.
“Belajar nyaman saja karena suka. Sekolah di sini seru betah. Guru-guru juga baik. Tapi takut dikit, karena bangunan, terutama atap yang sudah rusak,” ucap penghobi sepak bola itu.
Athar pun menceritakan bahwa untuk menuju sekolah, ia hanya butuh berjalan kaki. Jarak rumah dan sekolah yang begitu dekat menjadi alasannya.
Nantinya, apabila renovasi sekolah berhasil terlaksana, ia yakin MDTA Al-Khairiyah akan menjadi tempat belajar yang nyaman dan aman baginya.
Athar pun berjanji akan makin giat dalam memperdalam ilmu-ilmu agama di sana.
Sama halnya dengan Athar, seorang siswi kelas 3, Nazma Anindya Putri juga mengaku merasa nyaman bersekolah MDTA Al-Khairiyah.
Alasannya karena gurunya baik dan ramah, serta letaknya dekat dengan rumah. Namun sayang, kondisi bangunan yang tidak memadai kadang memaksanya merasa khawatir setiap kali belajar.
“Kalau hujan belajar pindah ke rumah guru. Nyaman sih, tapi sedikit was was, takut runtuh atapnya. Harapannya bisa diperbaiki agar lebih nyaman belajar,” kata anak yang bercita-cita jadi dokter itu.
Dalam proses pembangunan ulang bangunan sekolah ini, Dompet Dhuafa sangat mengapresiasi warga setempat yang begitu antusias gotong royong ikut membantu.
BACA JUGA:Dompet Dhuafa dan Titimangsa Sukses Gelar Pentas Teater tentang Palestina Pertama di Indonesia
Sebesar apapun bantuan yang digelontorkan oleh Dompet Dhuafa dan Matahari Store untuk sekolah ini, namun semua tak akan berjalan lancar tanpa dukungan dari masyarakat setempat.
Zamakhsyari selaku Bidang Program Pendidikan Dompet Dhuafa Banten mengatakan, target proses renovasi ini akan selesai dalam beberapa bulan ke depan.
Selain melakukan pemugaran terhadap bangunan 3 ruang kelas, Dompet Dhuafa juga akan mengupayakan untuk menyediakan ruang toilet yang memadai.
Sehingga ketika siswa ingin buang air kecil maupun besar saat jam pelajaran berlangsung, mereka tak perlu pulang ke rumah seperti yang selama ini dilakukan.