Rayakan Imlek dan Cap Go Meh, Museum Nasional Indonesia Gelar Pameran Kongsi: Akulturasi Tionghoa di Nusantara

Selasa 11-02-2025,16:23 WIB
Reporter : Annisa Amalia Zahro
Editor : Fandi Permana

JAKARTA, DISWAY.ID -- Museum dan Cagar Budaya menggelar pameran bertajuk "Kongsi: Akulturasi Tionghoa di Nusantara.

Pameran ini berlangsung di Museum Nasional Indonesia selama tiga bulan sejak 11 Februari 2025.

BACA JUGA:Museum Wayang di Kota Tua Tampil dengan Wajah Baru, Dilengkapi Berbagai Teknologi

BACA JUGA:Fadli Zon Ingin Bangun Museum Majapahit di Grobogan Jadi Proyek Strategis Nasional

Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyampaikan pada pameran ini akan hadir berbagai macam ekspresi budaya Tionghoa dari peninggalan-peninggalan terdahulu hingga kontemporer.

"Kita ingin museum ini menjadi tempat untuk edukasi literasi dan membuka mata masyarakat kita tentang kekayaan budaya kita," terang Fadli pada pembukaan pameran, 10 Februari 2025.

Menurutnya, pertukaran budaya merupakan hal yang tak terhindarkan dan telah berlangsung sejak lama.

BACA JUGA:Monumen Reog dan Museum Peradaban Bakal Genjot Jumlah Wisatawan ke Borobudur

BACA JUGA:Penampakan Fosil Homo Erectus di Museum Nasional Indonesia, Pertama Dipamerkan sejak Ditemukan

"Akulturasi ini adalah sebuah perjalanan dan kenyataan yang sudah lama berlangsung dan memperkaya budaya kita."

Mulai dari budaya yang sifatnya material, budaya yang sifatnya intangible dan tangible, sampai budaya yang sehari-hari seperti kuliner dan lain-lain.

Disebutkannya beberapa koleksi yang ditampilkan pada pemeran ini bukan hanya milik Museum Nasional Indonesia, melainkan juga dipinjamkan oleh kolektor-kolektor.

Beberapa yang disebutkannya seperti berbagai karya sastra, lukisan, furnitur, hingga musik oleh tokoh legendaris Tionghoa yang mewarnai perjalanan bangsa.

BACA JUGA:Monumen Reog dan Museum Peradaban Bakal Genjot Jumlah Wisatawan ke Borobudur

"Sekarang kita berada di ruang lukisan karya besar Lee Man Fong. Kemudian tadi juga kita lihat ada penerbitan buku-buku dari Tan Koen Swie. Ada majalah Sinpo yang memuat Indonesia Raya untuk pertama kalinya tahun 1928. Dan juga ada piringan hitam yang dibuat waktu itu oleh Yo Kim Tjan dari Orkes Musik Populair."

Kategori :