JAKARTA, DISWAY.ID-- Kendati saat ini kelompok perempuan sudah memiliki akses dan hak yang sama di berbagai bidang kehidupan, rupanya kaum perempuan di Indonesia juga masih harus berhadapan dengan banyak tantangan dari berbagai pihak.
Dilansir dari data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), saat ini inklusi keuangan dari kaum perempuan masih terbilang sangat rendah jika dibandingkan dengan kaum laki-laki, yaitu sekitar 83,88 persen dengan kaum laki-laki 86,28 persen.
BACA JUGA:KMG Online Bank DKI, Solusi Cepat dan Mudah untuk Kebutuhan Finansial Anda
BACA JUGA:Persiapan Finansial Menuju Baitullah: Tips Menabung untuk Haji dan Umroh
Selain itu menurut Rista Zwestika selaku perencana keuangan, angka investor perempuan di Indonesia juga masih terbilang rendah, yaitu hanya sebesar 32,33 persen.
“Dari sisi inklusi keuangannya perempuan masih sangat rendah. Masih ada investor perempuan, tapi juga masih sangat rendah,” ujar Rista dalam agenda Media Workshop bertajuk “Menjadi Perempuan Bermakna”, yang digelar di Ohana Kitchen and Dining, Jakarta, pada Jumat 7 Maret 2025.
Tidak hanya itu, Rista juga menambahkan bahwa hingga saat ini, korban pinjaman online juga masih didominasi oleh perempuan. Tidak hanya itu, jumlah perempuan yang menjadi korban kekerasan masih terus meningkat.
BACA JUGA:BRI Dikukuhkan Jadi BUMN Terbesar Berkat Sumbangsih Finansial dan Program Pro Rakyat
BACA JUGA:Program KUR BRI: Solusi Finansial Andalan untuk UMKM, Dorong Pertumbuhan Ekonomi Lokal
“Sekitar 15,17 persen wanita masih menjadi korban pinjaman online. Selain itu, kekerasan keuangan juga masih kerap terjadi pada perempuan,” ucap Rista.
“Perempuan di Indonesia mengalami kekerasan ekonomi berupa tindakan eksploitasi, manipulasi, dan pengendalian lewat sarana ekonomi,” lanjutnya.
Untuk meningkatkan literasi keuangan kelompok perempuan sendiri, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Ikatan Istri Pegawai OJK (IIPOJK) sebelumnya sudah meluncurkan Buku Saku Perempuan Cerdas Keuangan.
BACA JUGA:PNM dan PIP Dorong Petani Perempuan Terampil Finansial dan Kompeten di Bidang Pertanian
Menurut Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, buku Saku Perempuan Cerdas Keuangan mencakup berbagai materi edukasi keuangan yang dibutuhkan oleh perempuan antara lain: membuat anggaran, mengelola tagihan, merencanakan tabungan, dan berinvestasi.