“Harus ada komunikasi dengan kementerian terkait seperti ATR dan Pariwisata agar tidak tumpang tindih. Harapannya, Kang Dedi bisa jadi insentif positif bagi semua pihak,” jelasnya.
Agung juga menekankan bahwa terobosan seperti larangan wisuda berlebihan, pendekatan semi-militer dalam pendidikan anak, hingga gagasan kontroversial seperti vasetomi bagi penerima bansos pria.
BACA JUGA:3 Ton Ikan Disebar Bupati Maesyal Peringati May Day 2025, Ajak Buruh Mancing Bareng
Meski menimbulkan pro-kontra dan perlu dikawal secara bijak dan melibatkan berbagai pihak agar keberlanjutan kebijakan tidak berhenti di masa jabatan Dedi semata.
Langkah Dedi Mulyadi sebagai “Gubernur Konten” bisa jadi teladan efisiensi anggaran, namun juga menjadi tantangan politik yang menuntut kehati-hatian.