Soal Peralihan Investasi dari LG ke Huayou, Prabowo Setuju Proyek Baterai Kendaraan Listrik Senilai USD 9,8 Miliar

Jumat 23-05-2025,16:13 WIB
Reporter : M. Ichsan
Editor : M. Ichsan

JAKARTA, DISWAY.ID-- Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, memimpin rapat terbatas bersama sejumlah menteri Kabinet Merah Putih di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis 22 Mei 2025 kemarin.

Rapat tersebut membahas kelanjutan proyek strategis nasional di bidang hilirisasi baterai kendaraan listrik, termasuk peralihan investasi dari konsorsium LG ke Huayou, serta perkembangan proyek serupa bersama perusahaan CATL asal Tiongkok.

BACA JUGA:Alva Cervo X Resmi Meluncur, Isi Daya Cuma 20 Menit, Pakai Baterai LFP Generasi Terbaru

BACA JUGA:Intip Fasilitas EV Ecosystem Hyundai, Produksi Sel Baterai dari Material Mentah Hingga Mobil Listrik

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengonfirmasi bahwa Presiden telah memberikan persetujuan atas proyek hilirisasi baterai senilai USD9,8 miliar  yang kini akan dilanjutkan oleh konsorsium Huayou.

“Alhamdulillah, tadi sudah disetujui oleh Bapak Presiden. Sekarang sudah dalam tahap siap untuk dilakukan groundbreaking,” ungkap Bahlil dalam keterangan pers di Istana Kepresidenan Jakarta.

Ia juga menegaskan bahwa isu keluarnya LG dari proyek tersebut adalah tidak benar. Justru, menurutnya, keputusan pembatalan kerjasama dengan LG diambil karena progres yang dinilai terlalu lambat.

BACA JUGA:Intip Spesifikasi Vinfast V6, SUV Listrik dengan Garansi Baterai 8 Tahun

BACA JUGA:LG Batalkan Investasi di Proyek Baterai Kendaraan Listrik, Pengamat Otomotif Ungkap Dampaknya

“Sebagai Ketua Satgas waktu itu, saya memutuskan mengganti LG dengan Huayou setelah berkoordinasi dengan Pak Rosan dan Pak Erick Thohir,” tegas Bahlil.

Lebih lanjut, Menteri Investasi/Kepala BKPM yang juga Kepala BPI Danantara, Rosan Roeslani, memaparkan keterlibatan Danantara dalam pendanaan proyek. 

Ia menyatakan proyek ini sangat menjanjikan baik dari sisi imbal hasil, penciptaan lapangan kerja, hingga dampak ekonomi jangka panjang.

“Danantara kini menjadi pendorong pendanaan. Proyek ini sangat baik dari segi return, lapangan kerja, dan nilai tambah ekonomi bagi Indonesia,” kata Rosan.

BACA JUGA:Dorong Produksi Baterai EV, Kemenperin Pacu Pemanfaatan Nikel

BACA JUGA:LG Mundur Investasi Proyek Baterai EV, Kemenperin Tak Khawatir Target Pengurangan Emisi

Kategori :