JAKARTA, DISWAY.ID -- Upaya agresif Vietnam dan Indonesia dalam melakukan naturalisasi pemain untuk memperkuat tim nasional mereka tengah menjadi sorotan, terutama dari publik Jepang.
Sejumlah warga Jepang mempertanyakan keabsahan dan etika dari strategi tersebut, menyebut bahwa pendekatan itu belum tentu setara dengan pembangunan sepak bola berbasis lokal.
Sejak ditangani oleh Shin Tae-yong, Timnas Indonesia menunjukkan perkembangan signifikan.
BACA JUGA:Tawaran Menarik Lecce Buat Jay Idzes, Bakal Tikung Udinese
BACA JUGA:Peter Rufai Meninggal Dunia, Nigeria Berduka Kehilangan Legenda Kiper Super Eagles
Agresif Vietnam dan Indonesia dalam melakukan naturalisasi pemain untuk memperkuat tim nasional mereka tengah menjadi sorotan, terutama dari publik Jepang-Tangkapan Layar Instagram@c.verdonk-
Pencapaian mereka dalam Piala Asia 2023 dan Piala Asia U-23 2024 hingga lolos ke putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia menjadi bukti kemajuan tersebut.
Perpaduan pemain lokal dengan talenta keturunan yang bermain di Eropa seperti Jay Idzes (Venezia), Mees Hilgers (FC Twente), hingga Calvin Verdonk (NEC Nijmegen) turut memperkuat performa Garuda.
Melihat kemajuan Indonesia, Federasi Sepak Bola Vietnam (VFF) mulai membuka diri terhadap strategi serupa.
Tak tanggung-tanggung, Vietnam dikabarkan siap menaturalisasi hingga 100 pemain dari luar negeri untuk memperkuat timnas mereka.
Selain sepak bola, rencana naturalisasi ini juga berlaku untuk cabang olahraga lain.
Sebagai langkah nyata, Majelis Nasional Vietnam telah merevisi Undang-Undang Kewarganegaraan yang mulai berlaku 1 Juli 2025.
Revisi ini mempermudah atlet asing, terutama yang bermain di Liga Vietnam, untuk mendapatkan status kewarganegaraan. Media Vietnam menyebut langkah ini sebagai “kemajuan besar” bagi prestasi olahraga nasional.