Anak-anak di Gaza Pingsan karena Kelaparan Seiring Meningkatnya Malnutrisi

Rabu 30-07-2025,08:51 WIB
Reporter : Marieska Harya Virdhani
Editor : Marieska Harya Virdhani

JAKARTA, DISWAY.ID - Gaza kian mendekati jurang bencana kelaparan.

Di sebuah klinik kecil di Gaza City, Dr. Ibrahim Alashi masih teringat wajah seorang bocah 9 tahun yang ia rawat.

“Dia tidak mengeluarkan suara, tidak menangis, bahkan tidak merintih,” kenangnya.

“Tubuhnya sangat kurus — hanya kulit dan tulang. Dia tidak punya energi untuk bicara, bahkan untuk mengangkat lutut pun tidak sanggup.”

Anak itu terkulai di pelukan ibunya, tubuhnya hancur akibat malnutrisi berat. Ia bukan satu-satunya dilansir dari NPR. 

Menurut data PBB, puluhan ribu anak-anak di Gaza kini hidup dalam apa yang disebut “kelaparan bencana” akibat blokade dan serangan militer Israel.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan, hanya pada Juli lalu, 63 warga Palestina meninggal akibat kekurangan gizi.

Lebih dari 100.000 perempuan dan anak berada di ambang malnutrisi parah, dan sepertiga dari 2,1 juta penduduk belum makan selama beberapa hari.

BACA JUGA:Akses Bantuan untuk Palestina Diblokir, Gaza di Ambang Kelaparan, Kemlu Desak PBB Bertindak

Kelaparan adalah reaksi universal.

Rasa lapar yang tak tertahankan berubah menjadi kelaparan ketika tubuh tidak lagi mendapat kalori untuk memenuhi kebutuhan energi.

Awalnya, tubuh memanfaatkan cadangan karbohidrat di hati.

Saat cadangan ini habis dalam 24–48 jam, tubuh beralih ke lemak, menyebabkan lemas, pusing, dan penurunan berat badan.

Setelah tiga hari tanpa makan, hati memproduksi keton dari lemak untuk memberi energi darurat pada otak.

Rasa lapar berkurang, tapi tubuh mulai menghemat energi: detak jantung dan tekanan darah turun, hormon penting untuk pertumbuhan dan reproduksi diturunkan.

Kategori :