Ketika Gen Z Nepal Gunakan Aplikasi Discord untuk Pemilihan Sushila Karki Sebagai PM Baru

Senin 15-09-2025,16:48 WIB
Reporter : Dimas Chandra Permana
Editor : Dimas Chandra Permana

Ini yang memicu gerakan nasional menentang pemerintahan Perdana Menteri KP Sharma Oli. 

BACA JUGA:DPR Minta Kemlu RI Siapkan Langkah Antisipatif Terkait Kericuhan di Nepal

Para demonstran menuduh pemerintahannya tidak mewakili kaum muda, penuh dengan korupsi, dan nepotisme.

Puluhan ribu pemuda turun ke jalan, membakar gedung-gedung pemerintah, termasuk parlemen dan rumah para politikus, memaksa Oli mengundurkan diri.

Lalu, pada hari Jumat, Presiden Ramchandra Paudel membubarkan parlemen dan mengumumkan pemilihan umum pada bulan Maret.

Saat itu, para demonstran Gen Z di Nepal sudah beralih ke Discord untuk memilih siapa yang akan memimpin negara mereka sampai Maret.

Larangan media sosial sendiri sudah dicabut setelah pembunuhan yang terjadi di awal minggu.

Jajak pendapat virtual di layar ponsel memungkinkan para peserta mencalonkan pemimpin sementara secara langsung, dan ini adalah sebuah eksperimen radikal dalam demokrasi digital.

BACA JUGA:Menteri Luar Negeri Nepal Dipukuli Pengunjuk Rasa, Rumah Arzu Deuba Dihancurkan

"Orang-orang belajar sambil jalan," kata Regina Basnet, seorang lulusan hukum berusia 25 tahun yang ikut dalam debat Discord.

"Banyak dari kami tidak tahu apa artinya membubarkan parlemen atau membentuk pemerintahan sementara. Tapi kami bertanya, mendapatkan jawaban dari para ahli, dan mencari tahu bersama."

Diskusi mereka mencakup berbagai isu penting yang dihadapi Nepal, seperti lapangan kerja, reformasi polisi dan universitas, serta kondisi layanan kesehatan.

Para moderator terus meminta peserta untuk fokus pada pertanyaan utama: siapa pemimpin berikutnya.

Pemilihan Karki dan Dukungan dari Rakyat

Lima nama masuk dalam daftar pendek untuk pemungutan suara akhir:

  1. Harka Sampang, aktivis sosial dan wali kota Dharan.
  2. Mahabir Pun, aktivis sosial populer yang mengelola Pusat Inovasi Nasional.
  3. Sagar Dhakal, politisi independen.
  4. Rastra Bimochan Timalsina, seorang pengacara yang dikenal sebagai Random Nepali di YouTube dan menjadi penasihat para demonstran Gen Z.
  5. Sushila Karki. Karki, yang akhirnya terpilih, dikenal karena perjuangannya untuk peradilan yang independen saat menjabat sebagai ketua Mahkamah Agung dari tahun 2016 hingga 2017. 

Ia pernah memenjarakan seorang menteri yang sedang menjabat karena korupsi.

Pada tahun 2017, pemerintah gagal memakzulkannya setelah ia menolak pilihan mereka untuk kepala polisi.

Kategori :