BACA JUGA:Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Patrick Kluivert Malah Ngacir Pulang ke Belanda
BACA JUGA:Andre Rosiade Desak Erick Thohir Pecat Patrick Kluivert: Kalau Cinta Belanda, Cari yang Kualitas!
Purbaya menegaskan bahwa pihaknya saat ini akan fokus pada alokasi anggaran yang menjamin pelaksanaan yang tepat waktu, tepat sasaran dan tanpa kebocoran
"Saya fokus, kalau kasih anggaran tepat, nanti pas pelaksanaannya tepat waktu, tepat sasaran dan nggak ada yang bocor, itu saja," ucap Purbaya.
Selain itu Purbaya juga menjelaskan jika dirinya tidak terlibat dalam rencana proyek pendirian family office.
Tidak hanya itu, Purbaya juga mengakui belum terlalu memahami dari konsep pembentukan itu.
"Saya belum terlalu ngerti konsepnya walaupun Pak Ketua DEN sering bicara. Saya belum pernah lihat apa sih konsepnya, jadi saya nggak bisa jawab," imbuh Purbaya.
Sedangkan Luhut sendiri sempat menyampaikan jika pemerintah tengah mempercepat pembentukan perusahaan pengelola investasi dan manajemen aset keluarga kaya tersebut agar dapat rampung pada akhir 2025 ini.
Akan tetapi hingga jelang penghujung 2025 ini, proyek yang akan dibangun di Bali ini masih belum terlihat progresnya.
Luhut juga mengakui jika telah melakukan berbagai persiapan, bahkan juga telah meminta masukan dari investor global ternama asal Amerika Serikat, Ray Dalio yang merupakan pendiri perusahaan hedge fund terbesar di dunia, Bridgewater Associates.
BACA JUGA:Tingkatkan Kehidupan Warga Pesisir Toisapu, PNM Bangun Akses Air Bersih
BACA JUGA:Darurat Militer, Presiden Madagaskar Kabur ke Lokasi Rahasia Demi Selamatkan Nyawanya
Whoosh Terancam Gagal Bayar Hutang
Tidak hanya proyek Family Office, akibat keputusan Purbaya juga mengakibatkan proyek kebanggan Joko Widodo yaitu kereta cepat Whoosh terancam gagal bayar utang yang mencapai Rp 116 triliun.
Diketahui bahwa proyek ini awalnya akan dijalankan oleh Jepang yang kemudian dialihkan ke China.