Purbaya Menteri Pertama Tolak Rencana Luhut Binsar Pandjaitan: Tak Mau Biayai Proyek Family Office pakai APBN dan Beri Saran Bangun Sendiri

Selasa 14-10-2025,11:51 WIB
Reporter : Anisha Aprilia
Editor : Reza Permana

Sedangkan untuk pembiayaan sendiri direncanakan akan dilakukan oleh pihak swasta, namun dalam perjalanannya, biaya pembangunan terus membengkak dan akhirnya pemerintahan Joko Widodo memutuskan untuk dibantu oleh APBN.

BACA JUGA:Real Madrid Tega Lepas Vinicius Demi Datangkan Haaland dari Man City

BACA JUGA:5 Rekomendasi Buah yang Cocok Dikonsumsi saat Cuaca Panas, Ampuh Cegah Dehidrasi

Akan tetapi dalam perjalanannya, pendapatan dari Whoosh sendiri tidak seperti yang diharapkan, di mana pada semester II 2024, KAI sudah rugi Rp1.9 triliun dari Whoosh dalam setahun terakhir. 

Sedangkan selama satu tahun kalender 2024, kerugian mencapai Rp2,69 triliun 

Tidak menunjukan progress positif, Whoosh pada semester I 2025 mencatat kerugian Rp1 triliun dan hal ini sangat membebani keuangan PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI.

Kerugian dari kereta cepat yang beroperasi sejak Oktober 2023 tak lepas dari kontribusi pendapatan yang belum mampu menutup tingginya biaya investasi dan beban operasional.

BACA JUGA:Anggota DPR Tak Lapor Kegiatan Reses di Aplikasi, Siap-siap Kena Sanksi

BACA JUGA:Kabar Sedih Buat Anak 90an! MTV Tutup Beberapa Saluran Musiknya Setelah 40 Tahun

Diketahui pembangunan Whoosh ini merupakan kerjasama KAI dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR).

Adapun total investasi untuk proyek Kereta Cepat Whoosh mencapai 7.2 miliar dolar AS atau setara Rp116.54 triliun dengan kurs Rp16.186 per dolar AS, di mana jumlah itu juga meliputi tambahan biaya atau cost overrun 1.2 miliar dolar AS atau Rp19.42 triliun.

Kategori :