- Terlihat kotor: Kotoran atau debu menempel pada permukaan plester.
- Basah: Terkena air (misalnya setelah mandi) atau lembap. Plester yang basah atau kotor dapat menjadi media ideal bagi pertumbuhan bakteri, yang meningkatkan risiko infeksi.
- Terdapat rembesan: Ada cairan, darah, atau nanah yang merembes hingga menembus permukaan luar plester.
BACA JUGA:Alasan Polda Metro Jaya Gandeng Ormas Ajak Jaga Kamtibmas di Jakarta
2. Penggantian Rutin Minimal Harian (untuk Luka Ringan)
Untuk luka ringan hingga sedang yang tidak terlalu banyak mengeluarkan cairan, penggantian rutin umumnya disarankan minimal sekali sehari. Tujuannya adalah untuk:
- Memastikan luka tetap bersih.
- Memantau kondisi luka secara berkala untuk mendeteksi tanda-tanda infeksi sejak dini.
- Membersihkan luka dengan antiseptik ringan (seperti larutan salin atau yang direkomendasikan dokter) sebelum menutupnya kembali dengan plester baru.
3. Luka Jahitan/Pascaoperasi: Sesuai Instruksi Dokter
Untuk luka yang lebih serius, seperti luka jahitan pasca operasi, waktu penggantian plester atau perban harus mengikuti instruksi spesifik dari dokter bedah atau perawat luka.
BACA JUGA:Etika Publik dan Krisis Kepercayaan
BACA JUGA:Memahami Keragaman Tradisi Pesantren
Pentingnya Kelembapan yang Terjaga
Dokter spesialis luka seringkali menekankan pentingnya menjaga lingkungan luka agar tetap lembap, bukan kering.