Prosesi Adat Sakral, 5 Rangkaian Pemakaman Susuhunan PB XIII dari Solo Menuju Imogiri Yogyakarta

Senin 03-11-2025,09:55 WIB
Reporter : Khomsurijal W
Editor : Khomsurijal W

1. Pametaka Layon (Persiapan Jenazah) – Senin, 3 November 2025

BACA JUGA:Bahaya Cessium-137 di Cikande: Butuh 70 Hari untuk Bersihkan Radiasi dari Tubuh, Obatnya Ternyata Langka!

Upacara pembasmian jenazah di Masjid Ageng Keraton atau Masjid Pujosono, melibatkan siraman air bunga dan doa selamatan. Jenazah diselimuti kain kafan putih khas adat Jawa, ditemani pusaka keraton seperti keris Kyai Setan Kober.

Masyarakat umum mulai boleh memberikan penghormatan terakhir di masjid keraton, dengan protokol ketat untuk menjaga kesakralan.

2. Persemayaman Umum dan Doa Bersama – Selasa, 4 November 2025

Jenazah dipindahkan ke Bangsal Magangan atau belakang Pendopo Agung untuk disemayamkan secara terbuka.

Pelayat, termasuk pejabat negara dan perwakilan Keraton Yogyakarta, diizinkan melayat.

Doa yasin dan tahlil dipimpin ulama, dilantunkan. Tradisi ini memungkinkan rakyat kecil menyampaikan ucapan selamat jalan, simbol kesatuan raja dengan rakyatnya.

BACA JUGA:Heboh IKN Disebut 'KOTA HANTU' oleh Media Asing, DPR Dorong OIKN Laporkan Progres

3. Prosesi Pengkebukan dan Pengkebumian – Rabu, 5 November 2025, Pukul 08.00 WIB

Puncak sakral: Jenazah diangkat menggunakan kereta jenazah putih (odong-odong putih) dari dalam keraton menuju Loji Gandrung (rumah dinas Wali Kota Solo).

Pengkebukan dilakukan di Masjid Keraton, diikuti shalat jenazah yang dipimpin ulama keraton.

Abdi dalem dan rombongan keraton mengiringi dengan langkah khidmat, mengenakan kebaya dan beskap hitam.

4. Kirab Jenazah Menuju Imogiri – Rabu Pagi

Dari Loji Gandrung, jenazah dibawa dengan mobil khusus melalui rute tradisional: Alun-alun Selatan Surakarta, Jalan Slamet Riyadi, hingga keluar kota menuju Yogyakarta (jarak sekitar 60 km).

BACA JUGA:Paulus Tannos Gugat KPK! Buronan E-KTP Uji Sahnya Penangkapan di PN Jaksel

Kategori :