JAKARTA, DISWAY.ID -- Satees Muniandy, Sekretaris Partai Rakyat Melayu Bersatu untuk Hak Asasi Manusia (Urimai), menjadi sosok di balik laporan ke Internasional terhadap Persatuan Sepak Bola Malaysia (FAM), dan tujuh pemain naturalisasi yang diduga menggunakan dokumen palsu untuk mendapatkan kewarganegaraan Malaysia.
Dunia sepak bola Malaysia kembali diguncang isu besar, setelah terungkap bahwa seorang aktivis bernama Satees Muniandy, berani terang-terangan membuka skandal naturalisasi 7 pemain Timnas Malaysia.
Langkah berani Satees ini langsung memicu kemarahan publik Malaysia, dengan ribuan komentar pedas membanjiri media sosial, baik mendukung maupun mengecam tindakannya.
BACA JUGA:Timnas Indonesia Tak Punya Beban di Piala Dunia U-17, Lawan Zambia Penentu Nasib
BACA JUGA:Endri Erawan Bantah Isu 10 Anggota Exco PSSI Setujui Kembalinya Shin Tae-yong Latih Timnas Indonesia
Aktivis Malaysia Laporkan FAM ke Brasil, Argentina, Belanda dan Spanyol
Dalam pernyataannya yang viral di media lokal,Satees Muniandy menegaskan bahwa ia telah mengajukan laporan resmi ke Kementerian Kehakiman dan Keamanan Publik Brasil.
Serta mengirimkan dokumen serupa ke otoritas Argentina, Belanda, dan Spanyol.
“Yang turun bermain memakai jersi Malaysia itu bukan Harimau Malaya, tapi Harimau hibrid,” ujar Satees dengan nada tegas.
“Masalahnya bukan karena mereka main bola, tapi karena mereka mendapatkan kewarganegaraan berdasarkan dokumen palsu. Itu yang FIFA sebut sebagai pelanggaran serius,” tambahnya.
BACA JUGA:Nova Arianto Minta Publik Realistis Hadapi Kiprah Timnas U-17 di Piala Dunia 2025
Satees mengklaim bahwa tujuh pemain asing yang kini memperkuat skuad Timnas Malaysia telah diberi status warga negara berdasarkan data dan berkas tidak sah.
Ia menilai hal ini sebagai pelanggaran hukum internasional dan menuntut investigasi FIFA serta pemerintah Malaysia.
“Bagi saya, ini sangat tidak adil. Jika dasar kewarganegaraan diperoleh melalui pemalsuan, maka integritas olahraga kita dirusak dari dalam,” tegasnya.
Warga Malaysia Murka: Kau Sendiri Rusakkan Nama Negara!
Setelah laporan itu tersebar, gelombang kemarahan publik Malaysia pun pecah di dunia maya.