KUALA LUMPUR — Sepak bola Malaysia kini berada di titik kritis. Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) hanya punya waktu 10 hari untuk meminta motivated decision atau dokumen resmi berisi alasan lengkap putusan FIFA yang menolak banding mereka terkait skandal naturalisasi tujuh pemain Harimau Malaya.
Langkah ini krusial. Tanpa dokumen tersebut, FAM tak bisa melanjutkan ke tahap berikutnya yaitu mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) di Swiss, lembaga peradilan tertinggi di dunia olahraga.
FIFA menegaskan, keputusan Komite Banding (Appeal Committee) bersifat mengikat sementara, namun FAM masih diberi ruang hukum terbatas.
BACA JUGA:Banding Skandal Naturalisasi Ditolak FIFA, FAM Bawa Kasus Pemalsuan Dokumen ke Pengadilan CAS
Setelah menerima motivated decision, FAM punya waktu 21 hari untuk mendaftarkan banding resmi ke CAS.
Artinya, tenggat waktu mutlak bagi FAM jatuh pada 25 November 2025. Jika lewat, sanksi berat yang dijatuhkan akan menjadi permanen dan tidak dapat digugat lagi.
Sanksi tersebut mencakup:
- Skors 12 bulan bagi tujuh pemain naturalisasi Malaysia dari seluruh aktivitas sepak bola.
- Denda 350.000 franc Swiss (sekitar Rp7,3 miliar) untuk FAM.
- Denda tambahan Rp41 juta per pemain.
“Kecurangan yang Merusak Integritas Kompetisi”
Dalam laporan resminya, FIFA menyebut FAM gagal melakukan verifikasi independen terhadap dokumen kewarganegaraan para pemain.
“Penyajian dokumen palsu untuk mendapatkan kelayakan bermain adalah bentuk kecurangan murni yang merusak keadilan kompetisi,” tegas laporan FIFA.
Skandal ini berawal dari laporan anonim asal Vietnam sehari setelah laga panas Malaysia vs Vietnam (11 Juni 2025), di mana dua pemain naturalisasi Malaysia mencetak gol.
Investigasi dua bulan FIFA menemukan bukti kuat bahwa akta kelahiran kakek-nenek para pemain yang diklaim lahir di Penang dan Malaka ternyata palsu.
Dokumen resmi menunjukkan asal-usul dari Argentina, Brasil, Spanyol, dan Belanda.
Ketujuh pemain yang kemudian kini diskors FIFA tersebut adalah:
- Joao Figueiredo (Brasil, JDT)
- Hector Hevel (Belanda)
- Jon Irazabal (Spanyol)
- Gabriel Palmero (Brasil)
- Imanol Machuca (Spanyol)
- Rodrigo Holgado (Argentina)
- Facundo Garces (Argentina, Deportivo Alavés)