Sebagai salah satu tuan rumah FIFA Series 2026 — bersama Australia, Uzbekistan, Kazakhstan, Mauritius, Puerto Rico, dan Azerbaijan — Indonesia mendapat keuntungan besar.
Sementara itu mantan pemain Timnas Indonesia, Indriyanto Setyo Nugroho menilai status tuan rumah bukan hanya modal teknis, tetapi juga bukti kepercayaan FIFA.
“Setelah sukses menggelar Piala Dunia U-17, FIFA kembali menunjuk Indonesia. Ini menandakan progres sepak bola kita dilihat dunia,” ungkapnya.
Dari sisi persiapan, menjadi tuan rumah membuat Indonesia bisa mengatur jadwal, kondisi lapangan, dan adaptasi pemain dengan lebih optimal.
FIFA Series menjadi ajang penting bagi pemain Indonesia untuk menambah jam terbang menghadapi gaya permainan berbeda-beda.
“Pemain kita butuh menghadapi tim Afrika, Eropa, Amerika Latin. Supaya nanti saat ketemu lagi di turnamen besar, mereka tidak kaget,” jelas Kusnaeni.
BACA JUGA:FIFA Resmi Nyatakan Dokumen Naturalisasi 7 Pemain Malaysia Palsu, FAM Dibayangi Ancaman Sanksi Berat
Indriyanto Setyo Nugroho juga menambahkan bahwa tekanan bermain di kandang akan jadi ujian mental tersendiri.
“Atmosfer GBK dan Bung Tomo itu beda. Tekanan lebih besar, tapi itu bagus untuk mental mereka,” katanya.
Ketiadaan Pelatih Tetap: Apakah Ini Ancaman?
Salah satu kekhawatiran publik adalah belum diumumkannya pelatih baru Timnas Indonesia.
Kusnaeni menilai situasi ini tidak perlu terlalu dikhawatirkan.
“Saya yakin Desember sudah ada pelatih. Wawancara dilakukan minggu depan, dan kandidat sudah ada yang datang. Masih cukup waktu menuju FIFA Series Maret–April,” lanjut Indriyanto Setyo Nugroho.
Indriyanto Setyo Nugroho mengakui, pemain biasanya bingung tanpa pelatih permanen, tetapi caretaker dapat menutup celah sementara.
Agenda kompetitif Indonesia menjelang Piala Asia 2027 terbilang minim. Karena itu, FIFA Series akan menggantikan kekosongan tersebut.
“Tidak ada event kompetitif sebelum 2027. FIFA Series menjadi sarana uji coba paling ideal,” katanya..