Petani Sawit Rugi Rp 2 Triliun Tiap Hari Gagara Larangan Ekspor CPO, Said Didu Pertanyaan Harga Migor

Petani Sawit Rugi Rp 2 Triliun Tiap Hari Gagara Larangan Ekspor CPO, Said Didu Pertanyaan Harga Migor

Meskipun kran ekspor minyak goreng serta CPO telah kembali di buka, namun terdapat 3 aturan baru ekspor minyak goreng yang di keluarkan oleh Mendag.--

JAKARTA, DISWAY.ID – Petani sawit rugi 2 triliun setiap hari gegara larangan ekspor CPO dan Said Didu pertanyakan harga migor yang masih tinggi.

Kebijakan Presiden Joko Widodo melarang ekspor sawit menurut Mantan Sekretaris Kementerian BUMN tersebut membuat petani sawit mengalami kerugian 2 triliun setiap hari.

Selain itu menurut M. Said Didu melalui akun twitternya mengungkapkan dengan larangan ekspor harga minyak goreng (migor) masih tiggi di pasaran.

BACA JUGA:Petani Biarkan Sawitnya Membusuk Gegara Harga Anjlok, Apakah Dampak Larangan Ekspor?

Masih dengan Said Didu, berdasarkan perhitungannya petani sawit mengalami kerugian 2 triliun setiap hari dan apakah kebijakan larangan ekspor CPO mempunyai dampak efektif yang efektif.

Dilansir radartegal.com, tak hanya petani sawit rugi 2 triliun setiap hari, namun larangan ekspor ini juga membuat negara kehilangan pendapatan sekitar Rp 10 triliun perbulannya.

Kebijakan larangan ekspor ini juga ternyata tidak membuat harga migor menjadi terjangkau, namun harganya masih tinggi seperti sebelum diberlakukannya kebijakan tersebut.

“Bahkan masih dua kali lipat dari harga eceran tertinggi (HET) Rp 14 ribu per liter yang pernah ditetapkan pemerintah,” tambah Said Didu.

BACA JUGA:Program MigorRakyat Rp 14 Ribu Per Liter dari Kemendag, Begini Cara Mendapatkanya

Sedangkan harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Bengkulu juga belum kunjung membaik. 

Seperti di Bengkulu Utara harga TBS kelapa sawit di pabrik turun hingga menyentuh harga Rp 1.700 perkilonya.

Harga tersebut bisa dengan cepat berubah lantaran penyaluran TBS masyarakat melimpah dan perusahaan-perusahaan di Provinsi Bengkulu masih banyak yang belum aktif menerima TBS dari masyarakat.

Tak hanya persoalan harga, bahkan masyarakat juga mengeluhkan anteran penyaluran TBS kelapa sawit yang sangat panjang saat menjual di pabrik.

BACA JUGA:Aturan Larangan Ekspor Bahan Migor Terbit Hari Ini, Jokowi: Rakyat Dulu yang Utama!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: radartegal.com