Cerita Para Dokter Bedah Ukraina, Memandangi Darah yang Tumpah di Depan Mata

Cerita Para Dokter Bedah Ukraina, Memandangi Darah yang Tumpah di Depan Mata

Para dokter bedah di Ukraina dengan sabar mencoba merawat para pasien korban perang akibat invasi Rusia.-NYTIMES -Disway.id

KRAMATORSK, DISWAY.ID - Beberapa hari setelah pasukan Rusia menyerbu, Dr Yaroslav Bohak, seorang ahli bedah kardiovaskular muda, sedang berada di rumah.

Ia bersama keluarganya di wilayah yang relatif aman di Ukraina barat dikagetkan dengan seorang rekan yang menelepon. Nadanya putus asa, memohon padanya untuk datang membantu.

Banyak dokter telah melarikan diri dari pertempuran, kata temannya, dan kondisi di rumah sakit menyerupai era perang yang lalu.

BACA JUGA:Innalillahi, Duta Besar RI Untuk Ukraina Meninggal Dunia

Banyak yang berubah menjadi ahli bedah alih-alih mencoba menyelamatkan tentara yang terluka parah.

“Dia menelepon saya dan mengatakan dia tidak bisa lagi memotong lengan sorang anak, tidak tega melihat darah,” tutur Dr Bohak, saat dia berdiri di ruang operasi sebuah rumah sakit di Kramatorsk. 

Ketika pasukan Rusia menghantam Ukraina timur dengan campuran artileri, serangan udara dan serangan roket, banyak dari mereka di daerah pedesaan yang lebih miskin, para dokter bedah menjadi kewalahan jatuhnya korban luka dan meninggal. 

Mereka kekurangan staf perawat apalagi dokter. Rumah sakit itu ditinggalkan sepenuhnya, dokter dan perawat melarikan diri menghindari kekerasan perang.

BACA JUGA:Presiden Jokowi: Hentikan Perang Ukraina, Tak Ada Untungnya!

Sepanjang hari, dinding rumah sakit bergetar dengan gemuruh pertempuran yang berkecamuk di dekat Kramatorsk, sebuah kota industri di wilayah Donbas, tempat pasukan Rusia melancarkan serangan berdarah.

Rentetan ambulans antre menunggu di depan ruang gawat darurat, ambulan itu mengangkut tentara dan warga sipil, banyak dari mereka yang terluka dan jiwanya terancam.

Hanya 2 dari 10 dokter yang tersisa, dibantu oleh 6 perawat yang bekerja shift 24 jam dengan satu hari libur untuk istirahat, kata Tatyana Bakaeva, perawat senior. 

“Hanya yang paling tabah yang tersisa. Orang-orang ketakutan. Apa yang bisa kamu lakukan?” kata Bakaeva. 

BACA JUGA:Rusia Sudah Menguasai Separo Daratan Ukraina

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: nytimes