Diduga Karena Merokok Penderita Hipertensi Naik 10 Persen dalam Setahun

Diduga Karena Merokok Penderita Hipertensi Naik 10 Persen dalam Setahun

Diduga karena merokok penderita hipertensi naik 10 persen dalam setahun berdasarkan data Sudin Kesehatan Jakarta Barat, Arum Ambarsari. -intan afrida rafni-

JAKARTA, DISWAY.ID – Diduga karena merokok penderita hipertensi naik 10 persen dalam setahun berdasarkan data yang disampaikan oleh Kepala Seksi Pencegahan dan Penanggulangan penyakit Sudin Kesehatan Jakarta Barat, Arum Ambarsari, Selasa, 31 Mei 2022.

Menurut Arum, dari data seluruh Indonesia terdapat kenaikan 10 persen dari jumlah perokok yang didiagnosa menderita hipertensi di tahun 2021.

Setiap tahunnya, pihak Sudin melakukan pemeriksaan kesehatan kepada 1,8 juta orang dari usia 15 tahun sampai dengan 59 tahun. 

BACA JUGA:Mendadak Erdogan Telpon Putin, Ini Isi Pembicaraannya

Dengan kondisi tersebut, pihak Sudin berupaya untuk menurunkan tingkat kebiasaan merokok bagi warga Jakarta Barat. 

Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan sosialisasi ke setiap tempat sarana umum. 

"Selain di sekolah-sekolah dan area publik, kita juga menerapkan beberapa kawasan bebas merokok. Tak hanya, itu untuk di area perkantoran juga bebas merokok. Jadi kalau ada yang merokok kita sediakan tempat yang tidak tertutup," jelasnya. 

Sebelumnya, sosialisasi untuk berhenti merokok sudah pernah dilakukan dari Puskesmas. 

BACA JUGA:Sirine di Kantor Kementerian Perang Israel Mendadak Berbunyi, Tanda Bahaya!

Bahkan pihak Sudin juga pernah membuka layanan berhenti merokok. 

"Kita buka layanan berhenti merokok dengan membuka konseling dan kita menggunakan alat analyzer untuk melihat kadar monoksida dalam tubuh, sehingga dapat mengetahui kondisinya jika sudah dalam keadaan bahaya atau belum," katanya. 

BACA JUGA:8 Manfaat Bawang Merah untuk Kesehatan Tubuh, Salah Satunya Diklaim Turunkan Kolestrol

Pada tahun 2020, jumlah warga yang terkena hipertensi sebanyak 8 persen dari 1,8 juta orang.

"Pada tahun itu terdapat sebanyak 8 persen dan terjadi peningkatan namun kita belum bisa memastikan berapa persen dari perokok," tambah Arum. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: