Kapal Pengungsi Rohingya Tenggelam Menuju Malaysia, 14 Orang Dilaporkan Tewas

Kapal Pengungsi Rohingya Tenggelam Menuju Malaysia, 14 Orang Dilaporkan Tewas

Setidaknya 14 orang tewas dan puluhan lainnya hilang usai kapal yang mengangkut 90 pengungsi Rohingya tenggelam, Selasa 31 Mei 2022.-Parstoday-Disway.id

MYANMAR, DISWAY.ID - Setidaknya 14 orang tewas dan puluhan lainnya hilang usai kapal yang mengangkut 90 pengungsi Rohingya tenggelam, Selasa 31 Mei 2022.

Radio Free Asia menyebut 20 orang yang selamat langsung ditahan pihak berwenang wilayah Ayeyarwady, Myanmar.

Menurut keterangan salah satu korban yang selamat, kapal itu berangkat dari negara bagian Rakhine menuju Malaysia pada 19 Mei lalu. Namun dalam perjalanan, mereka mengalami sejumlah masalah.

BACA JUGA:Ratusan Pengungsi Rohingya Melarikan Diri dari Kamp Imigrasi

Malaysia menjadi salah satu tujuan warga Rohingya karena negara ini dianggap punya rasa simpati terhadap pengungsi meskipun status mereka tak diakui secara resmi.

Menurut catatan UNHCR, terdapat 630 pengungsi Rohingya yang mencoba menyeberang Teluk Benggala pada Januari hingga Mei 2022. Mereka juga melaporkan jumlah pengungsi Rohingya yang menyeberang naik hingga 60 persen.

“Tragedi terbaru ini menunjukkan rasa putus asa etnis Rohingya di Myanmar dan di wilayah lain,” demikian pernyataan resmi Komisioner Tinggi urusan Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR), seperti dikutip AFP.

Sejauh ini, juru bicara junta Myanmar tak memberi tanggapan usai dimintai komentar soal kapal tenggelam tersebut.

BACA JUGA:Mantan Menteri Malaysia Sewot Negaranya Ikut Jejak Indonesia Pakai Bahasa Nasional di Komunitas Internasional

Banyak Rohingya meninggalkan Myanmar karena mengalami persekusi di negara mayoritas Buddha itu. Sejauh ini, tercatat 600 ribu warga Rohingya sudah angkat kaki dari Myanmar.

UNHCR memperkirakan 148 ribu warga Rohingya mengungsi, dan banyak dari mereka hidup di kamp. Pada 2017 lalu, tercatat 730 ribu warga Rohingya melarikan diri ke Bangladesh untuk menghindari tindakan keras militer.

Menurut penyelidikan PBB, Myanmar melakukan pemerkosaan dan genosida terhadap Rohingya. Namun, pemerintah Myanmar membantah tuduhan itu

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: radio free asia