Kuda Bima

Kuda Bima

SAYA sendiri takut berdiri di belakang kuda: awalnya. Apalagi ketika kuda itu membuat langkah mencurigakan: terus saja berusaha membelakangi saya. Saya pun memutar ke sampingnyi. Takut dia slentak - -ada yang tahu slentak dalam bahasa Indonesia? Tapi kuda betina itu ikut memutar. Tetap memposisikan pantatnyi di depan saya.

"Jangan takut pak," ujar kepala dusun di lereng Timur Tambora, Sumbawa, itu. "Dia memang begitu," tambahnya. "Dia memang selalu minta agar kita mengelus-elus pantatnyi," kata Pak Kadus.

Saya pun mulai mengusap-usap pantatnyi. Dia merasa nyaman. Lalu lebih memepetkan pantatnyi ke tubuh saya. Dia lagi hamil. Gerakan itu begitu spontan. Dan lembut. Dan seksi. Jikalau sempat divideo akan sangat menggemaskan: mungkin Prof Pry akan menuduh saya ingin berbuat mesum dengan kuda betina.

Pagi-pagi itu Pak Kadus baru tiba dari kebun jagung. Berjalan kaki. Satu jam. Belum tidur. Kebun jagungnya, 2 hektare, harus aman dari babi hutan.

Kami sudah seperti keluarga. Saya sudah dianggap seperti kakak mereka. Sampai-sampai ketika kami berfoto bertiga bisa bikin cemburu Prof Pry. Apalagi istri Pak Kadus itu pakai kacamata hitam yang keren. Tidak kalah dengan bintang film yang pernah mendekati saya untuk minta foto bersama –yang saya baru tahu nama bintang film itu setelah foto beredar di medsos.

Saya masih beruntung: ketika menggendong bayi di desa itu tidak sampai ada tuduhan bahwa itu bayi saya bersama wanita berkacamata hitam itu: saya bisa ditebas parang Pak Kadus di Tambora.

Saya gembira Pak Kadus mulai tanam jagung. Akhirnya "wabah" jagung di Sumbawa merambat juga ke lereng timur gunung Tambora. Belum banyak lahan jagung di sisi timur ini. Tapi wabah hijau itu kelihatannya cepat juga menular sampai di sini.

Dulunya kawasan ini terkenal dengan hasil jambu mete. Seperti juga di Flores timur. Tapi wabah mete pernah merajalela. Lima tahun lalu. Sampai pohon mete yang rindang itu terlihat hitam: penuh binatang seperti kupu-kupu kecil berwarna gelap.

Saya masih ingat: saya coba melemparkan batu kecil ke rimbunan daun dan bunganya yang menghitam itu. Ribuan serangga kecil beterbangan sebentar. Lalu hinggap lagi di bunga yang sama.

Mete memang tumbuhan alam. Tidak ditanam secara khusus. Tidak ada yang berkebun mete sekarang ini. Kurang ekonomis. Biaya menanam dan merawatnya besar. Musuhnya bukan hanya babi, juga sapi, dan kambing. Apalagi mete baru berbuah setelah 5 tahun.

Demam jagung awalnya sulit sampai di sini. Penduduk percaya jagung sulit tumbuh: "tanah di sini mengandung pasir besi."

Desa-desa di lereng Timur ini adalah desa transmigrasi: pindahan dari Bima dan Lombok. Masih baru. Angkatan pertamanya tahun 2003.

Pak Kadus angkatan pertama. Asal Bima. Beliau termasuk yang bertahan di sini. Lebih separo transmigran pergi lagi.

Anggapan ''jagung tidak bisa tumbuh'' terbukti salah. Ternyata jagung bisa subur. Dan baik-baik saja. Asal dijaga. Diberi pupuk. Pak Kadus membuktikannya. Memang harus rajin: termasuk mampu tidak tidur sepanjang malam.

Ada juga investor yang masuk Tambora sisi timur: tambak udang. Investornya dari Surabaya. Saya mampir ke tambak modern itu. Masih baru. Baru tebar benih yang pertama. Rapi. Indah. Dengan kincir-kincir airnya yang memutar seirama. Ratusan jumlahnya.

Lokasi tambak itu agak ke selatan. Sebenarnya di pantai lebih ke utara juga cocok. Tapi investor takut: begitu banyak jembatan yang putus. Ia seperti cinta seorang jomblo: setiap dibangun lagi putus lagi. Berkali-kali.

Rupanya aliran air hujan dari gunung tumpah ke timur. Menyebar ke berbagai arah. Membentuk banyak sungai kecil. Perlu banyak jembatan: lebih 20 lokasi.

Investor tambak takut: bagaimana kalau pas panen jembatan-jembatan itu lagi hanyut? Truk besar pun tidak bisa lewat. Udang bisa busuk di perjalanan.

Saya sendiri, hari itu, harus melewati lima jembatan putus. Salah satunya curam. Harus cari jalan memutar: jalan-jalan kampung yang sempit. Berliku-liku. Lalu menyeberangi sungai yang tanpa jembatan di dekat kampung itu.

Di lokasi jembatan lainnya kami harus turun dari mobil. Untuk menata batu di tebing sungai. Agar mobil bisa merambat naik keluar dari sungai.

Di jembatan yang lain lagi kami harus dibantu penduduk setempat: harus pakai cangkul. Kalau gagal, penduduk sudah siapkan tali: mobil akan ditarik dengan traktor pertanian. Ada juga lokasi yang kami harus menunggu alat berat itu naik dulu dari sungai.

Perencana jembatan kelihatannya harus memikirkan itu: bagaimana bisa merancang jembatan yang tidak mudah hanyut lagi. Juga bagaimana agar kuat. Agar investasi tidak takut datang ke kawasan ini.

Tambora sisi timur ini masuk Kabupaten Bima. Aneh. Dari Bima, untuk ke Tambora Timur harus melewati Kabupaten Dompu. Setelah lima jam berkendara di daratan Dompu barulah sampai di Tambora Timur.

Memang ada cara lain untuk tidak usah melewati Dompu: menyeberangi laut Teluk Bima. Tapi tidak ada kapal yang menghubungkannya. Bisa hampir satu malam.

Baiknya Tambora diserahkan ke Dompu. Agar lebih rasional. Mungkin ditukar dengan sebagian wilayah Dompu yang dekat Bima: tukar guling. Agar rakyat bisa lebih terurus.

Tapi isu pelayanan seperti ini kelihatannya tidak menarik. Politik kewilayahan yang lagi hot di sana justru ini: perjuangan menjadikan Sumbawa menjadi provinsi terpisah dari NTB.

Calon gubernurnya sudah ada: Mohamad Syafrudin, anggota DPR empat periode dari PAN. Fotonya bertebaran mulai dari ujung barat sampai ujung timur Sumbawa.

Atau, mungkin nama ini: Indah Dhamayanti Putri –Bupati Bima sekarang. Dia sudah hampir menyelesaikan jabatan periode kedua sebagai Bupati Bima.

Dulunya Putri ''hanya'' istri Bupati Bima. Sang bupati keturunan Raja Bima. Putri menjadi ibu yang akan melahirkan keturunan Raja Bima berikutnya.

Waktu dikawini sang bupati, Putri masih sangat muda: baru lulus SMA. Dua tahun berumah tangga sang suami meninggal dunia.

Putri menjadi calon bupati penggantinya. Menang. Maju lagi. Menang lagi. Telak. Kini dia sudah sarjana. Bahkan S2 sampai S3. Putri, asal Dompu, wanita pembelajar yang cepat.

Kini Putri sudah menyiapkan calon bupati berikutnya: anaknyi sendiri. Yang sekarang sudah menjabat Ketua DPRD Kabupaten Bima. Di umurnya yang baru 27 tahun. Masih bujang pula. Namanya: Muhammad Putera Ferryandi, SIP. Orang Bima menyapanya dengan nama Ama Ka'u Yandi. Atau Dae Yandi.

Itu Bima. Sang Ibu menjadi kepala eksekutif, sang Anak menjadi kepala legislatif. Alangkah indahnya demokrasi. (Dahlan Iskan)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Berjudul Ekstradisi Paulus

Pemburu PertamaX
Maaf abah DI sedikit revisi, yang benar nama tempatnya Suralaya bukan Suryalaya. Ttd Wonk Banten

Robban Batang
Mirip dengan pamit mau minggat. Atau ijin mau melarikan diri. Atau permisi mau korupsi. Sunyi adalah bunyi yang sembunyi,quote dari Rocky Mountain.    

Leong Putu
Bersembunyi secara terang terangan Itu cara bersembunyi khusus  orang orang kaya Mbah, sama juga ketika mereka berkata : " aku liburan gak kemana mana kok, cuma ke Turki dan Dubai aja" Apa tumon gak kemana mana itu cuma ke Dubai dan Turki ?    

Dedi Juliadi
Thanos berasal dari satelit planet jupiter yaitu titan dan merupakan koloni yang disebut dengan eternal, ketika lahir ia memiliki kelainan yang disebut deviant syndrome  yang membuat ia mirip dengan musuh bangsanya sendiri yaitu deviants. Hal inilah yang membuat ia dibenci oleh bangsanya sendiri tapi justru kelainan ini jugalah yang memberikan ia keunggulan melebihi bangsanya, itu Thanos milik marvel musuh terkuat Avengers. Paulus Tanos ini berasal dari planet bumi tepatnya negara yang dibatasi dua benua dan dua samudera tapi kesaktiannya bisa memenangkan tender pantastis, bahkan KPK (Avengers) negaranya tidak bisa berbuat apa-apa.

Aji Muhammad Yusuf
Kita jangan bahas BBCA, BBNI, BMRI, BBRI, AGRO, TLKM, MTEL, HRUM, MDKA, ADRO, atau MPPA. Kita bahas BRIS saja. Bahas ekonomi syariah. OD jualan 5,4 juta lot, CC baru beli 1,5 juta lot. Tapi menariknya di sekuritas 23 (BK) kebawah, sampai 72 (BZ). Itu tim siapa, Average mereka berapa?. Mungkin naskah filmnya masih lagi di buat.

Udin Salemo
e-ktp 2,3 triliun ributnya entah sampai kapan. Jiwasraya 16,8 triliun dan Asabri 22 triliun ributnya... ehem ehem ehem...

Arif Rahman
Perjanjian ekstradisi akan diratifikasi DPR, Paulus ditangkap dan diadili di Indonesia. Kekayaannya tidak bisa disita karena sudah dicuci bersih di Singapura. Lalu apa yg kita dapat ? 

Cah Ndeso
Alhamdulillah .. Indonesia dipimpin oleh orang yg cakap dan memang ingin bekerja untuk rakyat.. saya sangat terharu atas capaian2 pak Jokowi selama jadi presiden. Pelan tapi pasti, tidak rame tau2 sudah berhasil. Dan sepetinya sudah pada jalan yg tepat untuk menjadi macan Asia Tenggara, macan Asia hingga macan Dunia. Namun, karena ada batasan jabatan presiden, kita tidak tau presiden berikutnya spt apa ?. Kalau saya sih sebenarnya punya usul, bagaimana kalau nanti 2024 dibalik saja Presiden nya pak Kyai Makruf Amin dan Wakilnya pak Jokowi.... insya Allah jalan yg sudah terlihat lapang tadi tidak melenceng. Aamiin.

Fauzan Samsuri
Sayang dalam tulisan ini yang menang selalu Singapura, yang menjaga Paulus ya Singapura, yang menjaga Abah ya Singapura (Robert Lai)

Aryo Mbediun
#178 Disway sabtu kliwon tanpo pantun. Ming mak plenik nok ngisor. Scrool2 kok njelehi yaa. Gak nyeni. Gak menggairahkan.  Naik busway ketemu penyamun Penyamun ditangkap ngaku nggak sadar Membaca Disway tanpa pantun Bagaikan Miyabi lagi pakai cadar #SEPO

Johan
Membaca tentang Robert Lai, saya ingat salah satu Quote dalam Analek Confucius : ????, ????. ????, ?????, ????, ??. ???, ???, ???, ??. "Ada tiga macam sahabat yang membawa faedah, dan ada tiga macam sahabat yang membawa celaka. Seorang sahabat yang lurus, yang jujur dan yang berpengetahuan luas, akan membawa faedah. Seorang sahabat yang licik, yang lemah dalam hal-hal baik dan hanya pandai memutar lidah, akan membawa celaka." Tidak diragukan lagi, Robert Lai adalah gabungan dari tiga macam sahabat yang membawa faedah! Tidak banyak manusia yang beruntung mendapatkan sahabat semacam ini. Abah salah satu manusia yang beruntung itu.    

ThamrinDahlan Ibnuaffan
Kesan pertama Abah banyak memiliki kawan.   Bak teman dari kalangan media maupun penguasa juga pengusaha seperti Tommy Winata. Bagaimana perasan Paulus ketika membaca disway.id terkait nasib dirinya.   Menyerahkan diri atau terus bersembunyi. Ngak enak juga jadi buronan (wanted).  Tidak bebas menampakkan wajah di muka umum,  Kecuali memakai topeng atau operasi muka seperti si ...... Salamsalaman TD

Juve Zhang
Lihat di YT pertemuan PM Lee dan Presiden Jokowi di Bintan, ada hal menarik semua Delegasi Singapura mulai dari PM Lee beserta Jajaran Menteri nya berambut Putih, sedangkan delegasi Indonesia,mulai presiden Jokowi beserta Jajaran Menteri nya berambut Hitam mengkilat ,seperti pertemuan dua generasi yg berbeda usia , antara generasi ayah (SG) dan generasi anaknya(Indonesia). Wkwkwkwkwk

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Komentar: 334