Dinilai Tak Tepat, Wacana BBM dan LPG 3 Kg akan Naik Digaungkan Saat Ramadan

Dinilai Tak Tepat, Wacana BBM dan LPG 3 Kg akan Naik Digaungkan Saat Ramadan

Aturan beli LPG 3 kg mulai Maret 2023 harus pakai KTP ini dilakukan oleh pemerintah melalui melalui Kementerian ESDM, di mana yang berhak membeli LPG 3 kg adalah masyarakat yang telah terdaftar. 876sa-Pertamina -

JAKARTA, DISWAY.ID- Setelah kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax, Pemerintah mempertimbangkan untuk kembali menaikkan harga BBM dan Liquefied Petroleum Gas (LPG) 3 kg. 

Keputusan tersebut diketahui sebagai respon dampak meningkatnya harga minyak mentah dunia dari gejolak geopolitik yang sedang terjadi. 

Kepala Center of Food, Energy and Sustainable Development (CFESD) Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abra El Talattov pun menilai bahwa wacana tesebut tidak tepat. Terlebih, digaungkan saat bulan ramadan.

“Kalau kita melihat momentum itu sangat tidak tepat dilakukan hari ini, pemerintah kan sudah melakukan penyesuaian harga untuk BBM non subsidi,” kata dia dalam siaran TV nasional, Senin 18 April 2022.

Artinya tekanan kepada daya beli masyarakat itu belum mereda. 

BACA JUGA:Pertalite Langka di SPBU, Pengendara Akhirnya Isi BBM Pertamax

Apalagi saat ini masih bulan Ramadan yang memiliki permintaan tinggi terhadap bahan pokok. 

“Sehingga kita prihatin bahwa wacana ini bergeliat lagi masih di bulan puasa,”

Menurutnya, kalaupun pemerintah akan mengeksekusi kebijakan ini, mestinya tidak digaungkan pada saat ini. 

Sebab, masyarakat sendiri masih shock dengan kenaikan-kenaikan sejumlah komoditas dan instrumen kebijakan. 

BACA JUGA:Pertamina Siagakan Pengisian BBM Jelang Mudik Lebaran 2022, Ini Layanan yang Disiapkan

“Masyarakat masih menanggung kenaikan harga bahan pokok dan produk lain,” ucap dia.

Terkait dengan apakah kebijakan ini mutlak tidak ada jalan keluar, kata dia tidak, Abra menyampaikan bahwa masih ada ruang untuk pemerintah dalam menunda kenaikan komoditas energi itu.

"Karena akar masalahnya bukan pada harga jual di bawah harga keekonomian, tapi tidak tepat sasaran, menurut hemat saya fokus utama pemerintah segera bisa mempercepat transformasi subsidi energi, jadi bukan dengan menaikkan harga BBM bersubsidi dan LPG bersubsidi,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: