Rusia Diduga Tahan 600 Orang di 'Ruang Penyiksaan' Bawah Tanah, Sebagian Besar Jurnalis

Rusia Diduga Tahan 600 Orang di 'Ruang Penyiksaan' Bawah Tanah, Sebagian Besar Jurnalis

Pasukan Chechnya di bawah komando Sheikh Mansour membelot mendukung Ukraina-ilustrasi-Twitter

JAKARTA, DISWAY.ID - Rusia dituduh telah menahan sekitar 600 orang di 'ruang penyiksaan' bawah tanah di Ukraina selatan.

Mengutip laporan berita AFP, para pejabat Ukraina mengatakan, para tahanan sebagian besar adalah jurnalis dan pendukung pemerintah Kyiv yang ditahan di ruang bawah tanah di wilayah Kherson. 

"Menurut informasi kami, sekitar 600 orang ditahan di ruang bawah tanah yang diubah secara khusus di wilayah Kherson," kata Tamila Tacheva, perwakilan tetap kepresidenan Ukraina di Krimea, wilayah di selatan Kherson yang direbut Rusia pada 2014.

BACA JUGA:Polisi Bern: Pengunjung Sungai Aare Diharap Mudahkan Pencaraian Eril

"Menurut informasi kami, mereka ditahan dalam kondisi tidak manusiawi dan menjadi korban penyiksaan," sambungnya.

"Beberapa warga Ukraina yang ditahan di wilayah Kherson termasuk warga sipil dan tentara yang ditahan telah dipenjara di Krimea," lanjutnya.

Pada awal perang, pasukan Rusia juga menguasai seluruh wilayah Kherson dan sebagian besar wilayah Zaporizhzhia, keduanya di selatan.

BACA JUGA:Breaking News: Gempa Bumi 5.8 M Guncang Sulawesi Barat, Getaran Terasa Sampai Makassar

Pejabat Rusia dan orang-orang yang ditunjuk lokal mereka telah berbicara tentang rencana daerah-daerah itu untuk mendeklarasikan kemerdekaan mereka atau bergabung dengan Rusia.

Sebelum invasi 24 Februari, para pejabat Ukraina mengatakan Rusia menguasai sekitar 7 persen negara itu, termasuk Semenanjung Krimea, yang dicaplok Rusia pada 2014, dan daerah-daerah yang dikuasai oleh separatis di Donetsk dan Luhansk.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: