Bukan Melayu, Nadiem Nilai Bahasa Indonesia Lebih Layak di Pertemuan ASEAN

Bukan Melayu, Nadiem Nilai Bahasa Indonesia Lebih Layak di Pertemuan ASEAN

Nadiem Makarim --Instagram

JAKARTA, DISWAY.ID-- Pemimpin Malaysia tengah getol mengusulkan bahasa Melayu menjadi bahasa resmi ASEAN.

Bahkan oleh PM Malaysia, Datuk Seri Ismail Sabri Yakoob diklaim Presiden Joko Widodo mau mengakui Bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar dalam pertemuan negara-negara Asia tenggara tersebut.

Namun Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim menilai Bahasa Indonesia lebih layak digunakan.

Bahasa Indonesia, disebutnya memiliki keunggulan dari aspek historis, hukum, dan linguistik.

Dalam keterangan tertulisnya, Nadiem menekankan bahasa Indonesia layak duduk di posisi terdepan dan menjadi bahasa pengantar pertemuan ASEAN.

Nadiem Makarim menjelaskan pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) telah diselenggarakan oleh 428 lembaga.

"Baik oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek, maupun yang diselenggarakan secara mandiri oleh pegiat BIPA, pemerintah, dan lembaga di seluruh dunia," katanya, Senin 4 April 2022.

Selain itu, kata Nadiem, Bahasa Indonesia diajarkan sebagai mata kuliah di sejumlah kampus kelas dunia di Eropa, Amerika Serikat, dan Australia.

Lebih lanjut, beberapa perguruan tinggi terkemuka di Asia telah mengajarkan bahasa Indonesia.

Sedangkan terkait usulan Malaysia, Nadiem mengatakan, perlu dikaji dan dibahas lebih lanjut di tataran regional.

"Saya sebagai Mendikbudristek, tentu menolak usulan tersebut," ujarnya.

Sebelumnya, usulan bahasa Melayu digunakan di pertemuan ASEAN itu disampaikan PM Malaysia, Datuk Seri Ismail Sabri Yakoob seusai menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi), Sabtu 2 April 2022.

PM Yakoob menjelaskan seperti diberitakan media Malaysia, Bernama, Minggu 3 April 2022.

Dalam pemberitaan Bernama tersebut, PM Yakoob menyebutkan, bersama Presiden Jokowi bekerja sama mengangkat Bahasa Melayu ke derajat lebih tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: