20 Kasus Subvarian BA.4 dan BA.5 di Indonesia Jangan Dianggap Remeh, Simak Pesan Gugus Tugas

20 Kasus Subvarian BA.4 dan BA.5 di Indonesia Jangan Dianggap Remeh, Simak Pesan Gugus Tugas

Situasi Covid-19 di Indonesia, Selasa 14 Juni 2022. -Satgas Covid-19-Disway.id

JAKARTA, DISWAY.ID - Waspada meluas. Sudah ada 20 kasus Subvarian BA.4 dan BA.5 di Indonesia. Ini pertanda bahaya sudah di depan mata.

Kementerian Kesehatan RI melaporkan jumlah kasus subvarian BA.4 dan BA.5 di Indonesia hingga hari, Selasa 14 Juni 2022 berjumlah 20 kasus. Ini terdiri atas dua kasus BA.4 dan 18 kasus BA.5.

Dalam beberapa pekan terakhir terjadi kenaikan kasus mingguan Covid-19 dari 1.800 kasus di akhir Mei 2022 menjadi 3.600 kasus pada pekan lalu.

BACA JUGA:Terdeteksi di Rusia, Subvarian Covid-19 BA.4 Lebih Menular dari Omicron

Kasus aktif juga mengalami peningkatan dari 2.900 kasus per akhir Mei 2022 menjadi 4.900 kasus per 13 Juni 2022.

Meski demikian, jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia berjumlah 574 kasus per 11 Juni 2022 bisa dikatakan lebih rendah jika dibandingkan sejumlah negara tetangga.

Malaysia misalnya, jumlahnya tembus 1.709 kasus, Thailand 2.474 kasus, Singapura 3.128 kasus, India 8.582 kasus, Australia 16.393 kasus.

“Sejauh ini dari data kasus harian di Indonesia masih relatif rendah bila dibandingkan jumlah populasi yang sangat besar,” terang Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito dalam konferensi pers virtual Perkembangan Penanganan Kasus Covid-19 Nasional yang diikuti dari YouTube BNPB di Jakarta.

BACA JUGA:Covid-19 ‘Meledak’ Lagi di Beijing, Sumber Wabah Berasal dari Sebuah Bar dan Salon Kecantikan

Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 mengidentifikasi sejumlah situasi yang diduga sebagai faktor pemicu kenaikan laju kasus positif dan aktif Covid-19 di Indonesia dalam beberapa pekan terakhir.

“Sampai saat ini belum bisa disimpulkan kenaikan kasus positif dan kasus aktif di Indonesia, tapi beberapa potensinya diidentifikasi,” kata Wiku Adisasmito.

Situasi pertama, berkaitan dengan mobilitas penduduk yang saat ini terus meningkat jika dibandingkan situasi 2021. Pelandaian kasus Covid-19 berpotensi meningkatkan interaksi masyarakat dari satu tempat ke tempat berbeda.

Wiku mengatakan aktivitas masyarakat yang sudah kembali normal di tempat publik maupun kegiatan berskala besar yang dihadiri banyak orang, berpotensi meningkatkan interaksi antarmasyarakat yang dapat meningkatkan potensi penularan SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.

BACA JUGA:Wabah Corona di Beijing, Ribuan Orang Cluster Bar 24 Jam Antre Panjang Tes Covid-19

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: