Bertambah Lagi, Kroasia Giliran Usir 18 Diplomat Rusia

Bertambah Lagi, Kroasia Giliran Usir 18 Diplomat Rusia

Ilustrasi/ warna bendera Ukraina (Kiri) dan Rusia (kanan)--

BELGRADE, DISWAY.ID-- Pengusiran diplomat Rusia kembali dilakukan negara-negara di Eropa.

Italia, Denmark, Spanyol dan Perancis telah mengusir para diplomat Rusia pada pekan kemarin menyusul kebijakan negara itu berperang dengan Ukraina.

Kali ini, pengusiran dilakukan Kroasia.

BACA JUGA: Sandiaga Uno Ungkap Target 1,4 Wisatawan Australia ke Indonesia Tahun Ini

Pemerintah Kroasia mengusir 18 diplomat Rusia dan 6 staf administrasi yang bekerja di kedutaan Rusia di ibu kota Zagreb, Kroasia.

"Delapan belas diplomat dan enam anggota staf administrasi (total 24 karyawan) di Kedutaan Besar Federasi Rusia telah diminta untuk meninggalkan Republik Kroasia," kata sebuah pernyataan kementerian luar negeri Kroasia dilansir disway.id dari aa.com.tr, Selasa 12 April 2022.

BACA JUGA: Polri Apresiasi Mahasiswa, Demo 11 April Dinilai Kondusif

Duta Besar Rusia untuk Zagreb Andrey Nesterenko dipanggil ke kementerian untuk memprotes "agresi brutal dan banyak kejahatan" Rusia terhadap Ukraina, tambah pernyataan itu.

Dengan pengumuman tersebut, Kroasia telah bergabung dengan Polandia, Jerman, Prancis, Italia, Spanyol, Denmark, dan lainnya dalam mengusir staf kedutaan Rusia.

BACA JUGA: Jadi Pusat Perhatian di IIMS Hybrid 2022, Ini Dia Keunggulan Mobil Listrik Chery EQ1

Sekitar 382 diplomat Rusia telah diusir dari negara-negara Eropa sejak Rusia melancarkan perangnya terhadap Ukraina pada 24 Februari.

Diketahu perang Rusia dengan Ukraina ini telah memasuki satu bulan lebih.

Di mana dimulai pada 24 Februari lalu.

BACA JUGA: Kades di Serang Digiring ke Penjara, Diduga Tilep Dana Desa

Perang tersebut telah memicu kemarahan internasional, dengan Uni Eropa, AS, dan Inggris, antara lain, menerapkan sanksi keuangan yang keras terhadap Moskow.

Setidaknya 1.563 warga sipil telah tewas di Ukraina dan 2.213 terluka, menurut perkiraan PBB, dengan angka sebenarnya dikhawatirkan jauh lebih tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: