Libatkan Kampus, Edukasi Pelajar Soal Esports Lewat MABAR Gamechanger

Libatkan Kampus, Edukasi Pelajar Soal Esports Lewat MABAR Gamechanger

--

SALAH satu tantangan perkembangan esports di banyak negara adalah munculnya berbagai perspektif dan stigma negatif di masyarakat. Terutama di kalangan orang tua, yang akhirnya membatasi anaknya untuk menekuni dunia gaming.

Nah, problem ini yang coba diselesaikan oleh platform gaming khusus student-athlete MABAR.com. Mereka berkolaborasi dengan lima kampus-kampus top Indonesia mengadakan program sosial MABAR Gamechanger.

Lima universitas yang terlibat melalui program esportsnya itu adalah Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Pertanian Bogor (IPB), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Institut Teknologi Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).

Sesuai namanya, MABAR Gamechanger bertujuan untuk mengubah berbagai perspektif dan stigma negatif mengenai esports yang berkembang di masyarakat.

“Stigma kurang tepat itu ada karena kurangnya pemahaman mengenai esports atau gaming kompetitif. Justru, berbagai kekhawatiran itu bisa diatasi dengan melibatkan murid ke esports. Sehingga mereka justru bisa mengembangkan soft skill dari gaming. Ini akan benar-benar berbeda,” ujar Aziz Hasibuan, CEO dan Co-Founder MABAR.

Dari hasil pengamatan MABAR, kekhawatiran orang tua dan sekolah terkait gaming yang paling utama adalah terkait ketagihan. Lalu, munculnya sifat individualistis dan agresif.

“Dengan pendekatan esports, hal seperti ini justru bisa diatasi. Sebab, esports bersifat kompetitif. Dalam menjalankan tim esports sekolah, banyak peran terlibat agar murid menjalankan nilai-nilai positif student athlete,” ujarnya.

Melalui program MABAR Gamechanger, setiap kampus yang terlibat membuka kesempatan bagi siswa SMA untuk belajar mengenai pengembangan esports secara gratis.

Di awal, para mahasiswa di lima kampus itu akan mengajak pelajar SMA mengadakan Esports Tryout di sekolahnya. Game yang digunakan adalah Mobile Legends.

“Kami melihat Mobile Legends adalah game yang paling banyak dimainkan pelajar SMA dan bersifat inklusif. Makin inklusif, kami berharap ini akan memotivasi semakin banyak murid dari berbagai wilayah di Indonesia untuk mengembangkan diri,” ujar Jonathan Hoo, Growth Head MABAR.

“Esports Tryout ini akan mempertandingkan murid satu SMA. Dari sini, kami bisa melihat calon-calon Gamechanger SMA yang bisa menggerakkan temannya dalam menjadi student athlete, bukan sekedar jadi gamers,” tambah Jonathan.

Presiden UI Esports dari Universitas Indonesia Aurelle Khadeeja Rizani, menyebutkan misi utama yang dibawa program MABAR Gamechanger adalah mengangkat nilai utama, bahwa student athlete punya kewajiban mengutamakan perannya sebagai student. Baru mereka menekuni esports sebagai athlete.

“UI Esports memiliki visi yang sama dengan MABAR yaitu menanamkan jiwa Student Athlete pada anggotanya. Rata-rata IPK anggota kami adalah 3,5 atau Cumlaude. Mereka terus kami menjaga keseimbangan akademik dan esports," kata Aurelle yang merupakan salah satu juara Mahasiswa Berprestasi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia.

Tahun ini prestasi Aurelle dan UI Esports semakin menonjol dan banyak yang mewakili Indonesia ke kancah internasional. "Tim kami pernah mewakili Indonesia untuk bertanding di kompetisi esports universitas kelas dunia di Tiongkok,” jelas Aurelle.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: