Investigasi Kecelakaan Sriwijaya Air SJ-182 Molor 10 Bulan Karena Anggaran, Komisi V Sentil Kemenhub

Investigasi Kecelakaan Sriwijaya Air SJ-182 Molor 10 Bulan Karena Anggaran, Komisi V Sentil Kemenhub

KNKT mengungkapkan investigasi kecelakaan Sriwijaya Air SJ-182 molor 10 bulan karena anggaran. -facebook@SriwijayaAir-

“Diupayakan dong dengan Kemenkeu mengingat dana tanggap darurat ada di BA-99,” papar Lasarus.

KNKT juga mengungkpan hasil investigasi kecelakaan Sriwijaya Air SJ-182 Januari 2021 lalu di mana KNKT masih belum mampu mengungkap penyebabnya.

Menurut Nurcahyo salah satu penyebabnya karena tidak ditemukannya rekaman suara kapten pilot pada cockpit voice recorder (CVR) yang ditemukan saat melakukan evekuasi pasca kecelakaan Sriwijaya Air SJ-182 di di perairan Kepulauan Seribu pada 9 Januari 2021 lalu.

BACA JUGA:Viral Pemicu Gitaris Resha Stromp Desak Anggota Ormas Turun dari Panggung, 'Dia Aja yang Main'

BACA JUGA:Ade Armando Lempar Isu Politik Identitas ke Kubu Anies, Tokoh NU Ini Tantang Ketua PBNU Bersuara!

KNKT menjelaskan bahwa pihaknya mencurigai adanya terjadi perubahan terhadap kondisi pada kokpit pesawat yang membuat pihaknya gagal memecahkan misteri kecelakaan Sriwijaya Air SJ-182.

Perubahan ini yang di curigai menjadi penyebab tidak terdengar suara kapten pilot di CVR.

"Dari cockpit voice recorder (CVR) yang ditemukan, kami tidak dapat menemukan rekaman suara dari kapten pilot Sriwijaya Air SJ-182,” terang Nurcahyo.

Nurcahyo mengaku bahwa KNKT tidak bisa mengetahui dengan pasti alasannya kenapa suara kapten pilot yang tidak terekam dalam CVR  

Menurutnya, ada dugaan bahwa kapten pilot tidak menggunakan headset sehingga tidak bisa mendengar suara kapten pilot dari Sriwijaya Air SJ-182. 

BACA JUGA:14 Saksi Kasus Konser Berdendang Bergoyang Diperiksa Polres Jakpus: 'Kami Dapat Fakta Baru'

BACA JUGA:Gudang PT Afi Farma Simpan Bahan Baku Obat Sirup Mengandung EG dan DEG, Polri Lakukan Penyitaan

"Dalam penyelidikan yang dilakukan di mana mikrofon di dalam kokpit yang kami harapkan bisa merekam suara apapun yang ada di kokpit tidak seperti semestinya,” tambah Nurcahyo.

“Kami mendapati channel ini tertutup suara bising pada 400 heartz, sehingga suara pembicaraan tidak bisa direkam," jelas Nurcahyo. 

Karena tidak menemukan percakapan kapten pilot ini, KNKT tidak bisa menganalisis suara atau perbincangan antara pilot dan co-pilot untuk mendapatkan informasi apapun terkait kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads