Soal Konteks Perintah Teddy Minahasa ke AKBP Dody 'Sebagian BB Diganti Trawas', Ini Penjelasan Reza Indragiri

Soal Konteks Perintah Teddy Minahasa ke AKBP Dody 'Sebagian BB Diganti Trawas', Ini Penjelasan Reza Indragiri

Ahli psikologi forensik Reza Indragiri memberi penjelasan terkait konteks percakapan 'sebagian BB diganti trawas', antara Teddy Minahasa kepada AKBP Dody Prawiranegara-Foto/Dok/Andrew Tito-

"Tidak ada. Ini perintah jahat, ini perintah salah. Ini perintah di mana pihak pemberi perintah memiliki niat jahat, yaitu memanipulasi benda yang diperuntukkan untuk proses penegakkan hukum, criminal intent-nya menurut saya tidak bisa disanggah, dan lawan bicaranya menolak mentah-mentah untuk melaksanakan perintah salah tersebut, bagus," ujar Saksi Ahli Digital Forensik.

Pihak Kuasa Hukum kemudian menampikan bukti chat dalam layar lebar yang terdapat emoji di belakangnya.

BACA JUGA:Sempat Bertemu Mario Dandy, Amanda Sebut Hanya Teman

BACA JUGA:Mario CS Dilaporkan Amanda, Kasus Pencemaran Nama Baik

Dalam hal ini kuasa hukum meminta Reza Indragiri untuk menilai dua bagian percakapan yang tidak sejalan karena adanya emoji.

"Sekarang tolong tampilkan gambar kedua, kalau ini bentuknya dengan kalimat yang sama persis, tapi ada tadi yang saudara sebutkan emoticon emoji, ini yang real, bagaimana saudara menafsirkan ini?" Tanya  kuasa hukum.

"Ini di dalam psikologi diistilahkan sebagai disonance. Disonance itu artinya ada dua bagian, dua elemen. Dalam konteks ini ada dua bagian percakapan yang tidak konsonan. Artinya tidak harmonis, tidak linear, tidak sejalan," jawab saksi Ahli Digital Forensik.

Menurut Reza Indragiri, penyertaan emoji dapat mengubah arti percakapan secara keseluruhan yang dimengerti seseorang.

BACA JUGA:Halo Warga Balikpapan dan Banjar Baru, Yamaha Grand Filano Hybrid-Connected Menyapa Lewat Classy Yamaha Exhibition

BACA JUGA:Persib Bandung Kena Denda Rp 50 Juta Lagi dari Komdis PSSI, Gegara Kartu Kuning!

"Tadi saya katakan berdasarkan riset dan juga sudah dijadikan sebagai sebuah kebijakan dalam lembaga yudisial di negara lain, tidak bisa kita pisahkan atau kita nihilkan elemen emoji dalam percakapan. Elemen emoji menghadirkan konteks emosi yang bisa mengubah konteks percakapan secara keseluruhan," ujar Saksi Ahli.

Dalam chat ini, Reza Indragiri menjelaskan perintah jahat menjadi relatif atau multitafsir dengan adanya emoji di dalam pesan yang dikirimkan.

"Sesaat lalu di gambar sebelumnya itu adalah absolut perintah yang mengandung criminal intent. Tetapi begitu ditampilkan emoji tertawa, tafsiran saya terhadap pesan pertama menjadi relatif. Tidak lagi absolut seperti tadi, tetapi relatif. Artinya multitafsir, apakah bercanda, ataukah lainnya, saya tidak tau. Yang jelas ini menjadi relatif," ujarnya.

Reza mengatakan percakapan yang diikuti emoji membuat konteks criminal intent atau niat jahat itu diragukan alis dengan kata lain, pesan yang bercanda.

BACA JUGA:Datangi Polda Metro Jaya, Amanda Tanya Tindak Lanjut Laporannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: