Terungkap, Sejarah Karawaci Berawal dari Jejak Prajurit Sakti Raden Aria Wangsakara Menjaga Sungai Cisadane

Terungkap, Sejarah Karawaci Berawal dari Jejak Prajurit Sakti Raden Aria Wangsakara Menjaga Sungai Cisadane

Jembatan merah di Karawaci, Tangerang-- Foto Muhamad Ichsan - -

KARAWACI, DISWAY.ID - Karawaci yang merupakan salah satu kecamatan yang ada di kota Tangerang, Banten ternyata memiliki sejarah di era perjuangan kemerdekaan Indonesia pada abad ke 16.

Wilayah yang berkembang pesat ini juga dikenal sebagai sebuah singkatan Kampung Rawa Cina karena sarat dengan keberadaan etnis Cina lewat legenda Letnan keturunan Cina yang diangkat Belanda yang bernama Oey Djie San untuk memimpin penguasaan wilayah berawa itu.

Tapi asal muasal kecamatan yang di sebalah barat sungai Cisadane ini juga memiliki jejak prajurit Raden Aria Wangsakara (pendiri kota Tangerang) yang berjuang dalam melawan penjajahan Belanda.

BACA JUGA:Wow, Murah Banget! Dongkrak Tipis-tipis Tampilan Toyota Veloz, Cuma Modal Rp 8 Jutaan!

Menurut Harrys Yasin Judhanagara, yang merupakan sejarawan Tangerang, Karawaci memang memiliki beberapa cerita tentang sejarahnya.

Seperti tentang singkatan dari Kampung Rawa Cina dan yang menarik tentunya tentang perjuangan para pahlawan di daerah tersebut.

Sejarah Karawaci ini juga diceritakan dalam buku ‘Sketsa Hikayat Kota Tangerang’ yang ditulis Ms Abdel Hanan dan Raden Haji Anwar Yasin.


Buku Sketsa Hikayat Kota Tangerang-- Foto Muhamad Ichsan - -

“Banyak sekali pendapat dari beberapa masyarakat, ada yang bilang dulu di sini banyak rawa, terus banyak Cina, jadi dibilang Kampung Rawa Cina hingga lama-lama kalimat ini disingkat menjadi Karawaci,” buka pria yang akrab disapa Kang (Harrys) Bayu ini kepada Disway, Jumat (4/3/2022) lalu.

“Ada juga karena di situ banyak Cina, dan perempuannya kan dipanggil Cici, orang dulu sering bertanya kemana Ci, kemana Ci? Celotehan ini juga menjadi kata Karawaci. Terlepas dari pada cerita yang ada di daerah Kawaraci itu sah- sah saja,” tambahnya.

BACA JUGA:Ini Penyebab Lebak Selatan Sering Gempa dan Dirasakan Sampai Jakarta

“Cuma kami sebagai keturunan ke-9 dari Raden Aria Wangsakara, saya juga mewakili ke istana Negara saat Raden Aria Wangsakara menerima gelar pahlawan Nasional. Kami ingin meluruskan juga kalau Karawaci ini punya jejak pasukan/prajurit dari Raden Aria Wangsakara ini,” jelasnya.

Kang Bayu pun menerangkan, pada era abad ke-16 sekitar tahun 1407 daerah ini masih dikuasi oleh kerajaan Pajajaran. Tahun 1579 kekuasaan Pajajaran bubar setelah dikalahkan oleh Kesultanan Banten.

Lalu 1 abad kemudian, 3 orang tiga bersaudara pendiri kota Tangerang, yaitu Raden Aria Wangsakara, Pangeran Surya Dewangsa dan Raden Aria Santika dari Sumedang datang dengan memiliki pasukan yang cukup kuat dan disegani oleh musuh.


Kang, Bayu, Sejarawan kota Tangerang-- Foto Muhamad Ichsan - -

Mereka pun diizinkan Sultan Abdul Mufakir (Kesultanan Banten) untuk membangun kembali daerah tersebut. Akhirnya ditempatkan di Kadu Agung (Tigaraksa) dan makin melebar dari Grendeng, Kalipasir, Karawaci, terus sampai Lengkong Kyai.

“Pasukan Raden Aria Wangsakara ini ditempati di sepanjang sungai Cisadane. Jadi Karawaci ini asal katanya dari Kurawa (tentara) dan Cai (air). Karena memang dulu di sepanjang Cisadane ini ditempati oleh orang dari Sumedang,” terangnya.

Pasukan Kurawa Cai ini diceritakan juga cukup terlatih dan memiliki ilmu tinggi, seperti bisa bergerak di atas sungai tanpa diketahui musuh dan lebih banyak menyerang di malam hari.

BACA JUGA:Merek Minyak Goreng Baru Bermunculan, dari Omicron Sampai Buaya Sungai

Bisa disebut juga Kurawa Cai ini sebagai salah satu cikal bakal dari Angkatan Laut (Marinir) Indonesia.

Diceritakan juga oleh Kang Bayu, pertempuran saat melawan Belanda antara pasukan Raden Aria Wangsakara ini selama 7 bulan dan diakhiri genjatan senjata ini terjadi pada tahun 1654.

Pasukan Raden Aria Wangsakara berhasil merebut gudang logistik dan gudang senjata milik Belanda yang ada di Kunciran dan Belanda mundur ke daerah Pasar Baru Tangerang.

BACA JUGA:Minum Kopi, Baiknya Dibarengi dengan Camilan, Ini Alasannya

“Dulu orang Cina juga banyak sampai ke Kunciran, makanya ada yang berpendapat nama Kunciran ini dulu banyak orang Cina yang dikuncir baik lelaki dan perempuannya,” ungkap kang Bayu.

Kang Bayu juga menceritakan tentang kisah heroik pejuang Karawaci ini dulu juga memiliki sebuah padepokan pencak silat Nyi Mas Melati, yaitu cicit dari Raden Aria Wangsakara, anak dari Raden Aria Kabal.

Nyi Mas Melati ini seorang perempuan yang memiliki ilmu kanuragan dan memiliki anak buah lelaki semua yang dikenal sebagai Wanita perang dari Tangerang.

BACA JUGA:Sudah Tersebar 400 Titik SWAP Poin, Pakai Motor Listrik Smoot Gak Perlu Khawatir Kehabisan Baterai

Karawaci pun menjadi saksi bergulirnya rentetan peristiwa besar dari abad ke abad. Mulai dari era Kesultanan Demak, Mataram, Banten, Sumedang Larang, hingga penjajahan Belanda.

Selain itu, Karawaci juga dikenal dengan daerah yang cukup tinggi nilai toleransinya, karena selama ini hidup rukun dan damai antara entis Cina, dan juga pribumi.

Bahkan sampai saat ini salah satu budaya Cina, yaitu balap perahu Peh Cun (Naga) masih digelar setiap tahun di sungai Cisadane.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: