Permudah Pencarian Apabila Terjadi Kecelakaan, Basarnas Minta Data Kapal Laut yang Berlayar di Perairan Indonesia

Permudah Pencarian Apabila Terjadi Kecelakaan, Basarnas Minta Data Kapal Laut yang Berlayar di Perairan Indonesia

Tim SAR Gabungan berhasil selamatkan 12 orang ABK Kapal KM Subur GT 43 yang Tenggelam di Perairan Pulau Situngkus, Kab Tapanuli Tengah-Dok. Kantor SAR Sibolga-

JAKARTA, DISWAY.ID - Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) mendorong kerja sama kolaborasi antar kementerian dan lembaga untuk operasi SAR Nasional.

Untuk itu, Basarnas meminta kepada Kementerian Perhubungan agar diberi akses informasi untuk data kapal laut yang beroperasi di perairan Indonesia.

BACA JUGA:Dorong Keselamatan Pelayaran, Basarnas Gelar Workshop Kolaboratif Bersama Lintas Instansi Kementerian-Lembaga

BACA JUGA:Basarnas Tutup Pencarian Jasad Pelaku Tawuran yang Nyebur ke Kali Bekasi

Sebab, akses informasi dibutuhkan untuk mempercepat penanganan kecelakaan di laut. 

"Akses informasi data tersebut penting untuk menunjang keberhasilan operasi pencarian dan pertolongan (SAR) terutama saat terjadi kecelakaan di laut," ujar Kepala Kantor SAR Kupang, Nanang Sigit dalam lokakarya bertema "Strategi Kolaboratif Antarinstansi Dalam Penguatan Kesiapsiagaan SAR Guna Menunjang Keselamatan Pelayaran Indonesia" di Jakarta, Senin 23 September 2024. 

Nanang mengaku, pihaknya kerap kesulitan untuk mengetahui data atau informasi perihal kapal yang mengalami kecelakaan. Sehingga saat ini personel Basarnas belum sepenuhnya memiliki akses ke informasi spesifikasi kapal domestik atau mancanegara yang tercatat dalam Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub.

BACA JUGA:Kantor SAR Jakarta Setop Pencarian Usai Evakuasi 7 Mayat di Kali Bekasi: Kami Tetap Bersiaga

Nanang mengaku, Tim Basarnas kerap kali mencari spesifikasi kapal secara manual melalui internet sehingga memperlambat percepatan pertolongan dan pencarian yang memakan waktu lama.

"Kami sering kali, pak, harus mencari tahu spesifikasi kapal lewat Google dulu, mencari pemiliknya, dan melakukan improvisasi dalam penanganan," ujarnya.

Nanang mengatakan, kesulitan tersebut harus dipandang serius untuk mempercepat bantuan SAR. Menurutnya, kelancaran operasi SAR haris disegerakan untuk meminimalisir korban baik penumpang atau kru kapal, termasuk sebagai indikator profesionalisme SAR Indonesia dikancah global.

Dalam catatan Basarnas, selama periode 2019-2024 total sebanyak 3.991 kasus kecelakaan kapal, meliputi kapal penumpang dan kargo. Kecelakaan di perairan ini mencakup berbagai insiden, mulai dari tabrakan, kapal hilang kontak, mati mesin, hingga kondisi akibat cuaca ekstrem.

"Di balik operasi itu tak jarang tim harus menjawab pertanyaan dari pihak luar. Kenapa? (operasi dilakukan dengan cara begitu), 'karena kami tidak punya data kapal itu' nah ini kan lucu," ujarnya.

BACA JUGA:Basarnas Turunkan Tim Penyelam Cari Pelaku Tawuran yang Tenggelam di Kali Bekasi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: