Coding dan AI Hanya Mapel Pilihan, Pakar Singgung Eksklusivitas

Coding dan AI Hanya Mapel Pilihan, Pakar Singgung Eksklusivitas

Pelajaran Coding di SMP Prima Cendekia Islami, Kabupaten Bandung.-Kemendikdasmen-

JAKARTA, DISWAY.ID -- Deputi Sekretaris Center for Digital Society Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (Fisipol UGM) Iradat Wirid menyinggung adanya eksklusivitas pendidikan pada penerapan mata pelajaran coding dan AI di sekolah.

Seperti yang diketahui, pemerintah akan memberikan mata pelajaran coding dan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan bagi siswa sejak kelas 4 SD hingga SMP.

Namun demikian, materi ini akan diajarkan sebagai pilihan dan diterapkan hanya pada sekolah-sekolah tertentu yang sudah siap.

BACA JUGA:Penerapan Mapel Coding dan AI di Sekolah, Kemendikdasmen: Tak Selalu Pakai Komputer

Mengingat tantangan geografis dan sarana prasarana yang belum merata untuk pembelajaran coding dan AI membuat tidak semua sekolah bisa memberlakukan pelajaran ini secara instan.

Menurut Ira, gagasan yang dicetuskan oleh Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka memang cukup menarik untuk membuka ruang eksplorasi pada anak.

Akan tetapi, tantangan yang membuat materi ini hanya dapat diterapkan di sekolah tertentu tidaklah tepat.

Hal ini karena dari segi tenaga pengajar, guru-guru muda diharuskan mengajarkan logika matematika dan logika komputasi yang rasional dan kembali pada konsep dasar.

Selain itu, guru-guru tersebut perlu melakukan peningkatan pengetahuan mengenai tools pembuatan coding.

BACA JUGA:Mendikdasmen Ungkap 850 Ribu Guru Bakal Dilatih Lewat PPG 2025

Ia juga mempertanyakan kesiapan pemerintah untuk memenuhi sarana-prasarana yang nanti digunakan guru dan murid, seperti laptop atau komputer.

"Eksklusivitas pembelajaran itu tidak pernah bagus. Tidak perlu ambisius dan buru-buru karena ini semua harus disiapkan secara totalitas," kata Ira, dikutip dari laman UGM, Sabtu, 23 November 2024.

Sedangkan apabila program ini hanyalah pilot project, ia menyarankan agar tidak hanya membidik pada sekolah di kota-kota besar dan maju.

Sebaliknya, ia mengusulkan agar pemerintah menciptakan program yang lebih inklusif dan merata.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads