Pertamina Patra Niaga Pastikan Tidak Terjadi Lagi Kelangkaan Solar, Terutama di Jalur Logistik

Pertamina Patra Niaga Pastikan Tidak Terjadi Lagi Kelangkaan Solar, Terutama di Jalur Logistik

Subsidi pemerintah terhadap harga biosolar dengan selisih harga Rp 5.000 dengan perhitungan Rp 7.200 - Rp 7.300 perliter membuat Pemerintah harus membayar kompensasi hingga Rp 100 triliun ke Pertamina.-freepik-

BEKASI, DISWAY.ID-- Kelangkaan bahan bakar jenis Solar terjadi di sejumlah daerah.

Dalam pekan kemarin, masih banyak terlihat SPBU dengan antrean panjang truk atau kendaraan berbahan bakar Solar.

Namun kelangkaan itu berangsur kembali normal.

Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) memastikan, stok dan penyaluran bahan bakar berjalan normal, termasuk solar subsidi.

Irto Ginting, Pjs. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga mengatakan, pertumbuhan ekonomi nasional saat ini realisasinya sudah di atas 5% dan akan berpengaruh terhadap peningkatan kebutuhan energi salah satunya Solar Subsidi.

Maka dari itu Irto memastikan pihaknya akan terus menjaga ketersediaan stok dan menjamin distribusi di lapangan berjalan dengan maksimal.

“Stok Solar subsidi secara nasional di level 20 hari dan setiap hari stok ini sekaligus proses penyaluran ke SPBU terus dimonitor secara real time. Namun perlu diketahui secara nasional per Februari penyaluran Solar subsidi telah melebihi kuota sekitar 10 persen," ucap Irto saat dikonfirmasi, Selasa (22/3/2022).

BACA JUGA:Solar Langka, Supir Truk Antar Kota Mengeluh, Pengiriman Barang dan Jasa Ekspedisi Terganggu

Irto pun memastikan Pertamina Patra Niaga akan terus melakukan monitor ke seluruh proses distribusi, mulai dari terminal BBM hingga sampai pihak konsumen untuk memastikan SPBU memiliki ketersediaan stok bahan bakar.

Untuk solar subsidi pihaknya akan memfokuskan di jalur logisitik serta jalur yang memang penggunaanya adalah yang berhak menikmati bahan bakar solar subsidi tersebut.

“Jadi masyarakat tidak perlu khawatir dan tidak perlu panic buying. Pembelian bahan bakar kami imbau untuk tetap sesuai dengan kebutuhan dan untuk tetap hemat dalam penggunaannya mengingat saat ini harga minyak sangatlah mahal” ungkapnya.

Sebelumnya kelangkaan solar sempat dikeluhkan oleh salah pengemudi truk di Kota Bekasi.

Kondisi solar di SPBU yang kosong membuat para supir merasa resah.

Tulisan "Maaf Solar Habis" atau "Maaf Solar Sedang Dalam Pengiriman" sempat menjadi penghias di depan pintu masuk SPBU, salah satunya di Jalan Raya Bantargebang Bekasi yang menjadi jalur utama truk logistik antar kota.

Antrian truk panjag yang terkadang berdampingan dengan bus yang akan melakukan pengisian bahan bakar Solar.

Salah satu pengemudi bernama Zainal (43) yang sempat diwawancarai mengatakan, masih ada di beberapa titik di jalur antar kota lintas Jawa yang mengalami kelangkaan solar salah satunya di wilayah Kota Bekasi.

"Tadi malam aja di pom-pom (SPBU) sudah kehabisan sedangkan solar saya sudah tipis," ucapnya, Kamis, (17/3/2022) lalu.

Menurutnya saat perjalanan menuju Kota Bekasi kelangkaan solar sudah terjadi sebelum memasuki wilayah Cikampek, saat itu ia pun sempat tiga kali memasuku SPBU namun semuanya kehabisan stok Solar.

"Sekarang saya kalau sebelum masuk kota biasanya sudah saya isi full, soalnya kalau masuk kota tinggal sedikit terus pomnya juga habis malah saya yang jadi susah," terangnya.

Lanjutnya Zaenal juga menyampaikan ada beberapa SPBU di Kota Bekasi yang saat itu kabarnya tidak memiliki Stok Solar, ada pula SPBU yang membatasi pengendara truck logistik untuk mengisi bahan bakar Solar yang telah mereka tentukan.

"Terkadang masih ada yang di jatahin Rp 200 ribu sampai dengan Rp 300 ribu saja," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: