bannerdiswayaward

Ruben Amorim Miliki Rasio Kemenangan Manchester United Terburuk dalam 94 Tahun

Ruben Amorim Miliki Rasio Kemenangan Manchester United Terburuk dalam 94 Tahun

Ruben Amorim Miliki Rasio Kemenangan Manchester Uniter Terburuk dalam 94 Tahun-Tangkapan Layar Instagram@ruben,amorim.official-

Erik ten Hag mempunyai rasio kemenangan 54,7% antara tahun 2022 dan 2024.

Ruben Amorim berisiko tinggi memecahkan rekor finis terburuk Manchester United di Liga Primer, yakni posisi delapan tahun, di bawah mantan pelatih Setan Merah Erik Ten Hag.

Ruben Amorim: Tim Terburuk Sejarah Manchester United

BACA JUGA: Enzo Maresca Mengejutkan Transfer Kiernan Dewsbury-Hall di Chelsea, Trevoh Chalobah Dipermalukan The Blues

BACA JUGA: Performa Manchester United Jeblok, Casemiro dan 7 Pemain Setan Merah dalam Daftar Jual

Ruben Amorim tidak menyembunyikan masalah Manchester United pasca kekalahan dari Brighton, dan menggambarkannya sebagai masa terburuk dalam sejarah Manchester United.

“Bayangkan apa yang dialami seorang penggemar Manchester United,” kata Ruben Amorim.

Tim ini, kata Ruben Amorim, mungkin adalah tim terburuk dalam sejarah Manchester United.

"Saya tahu Anda menginginkan berita utama, tetapi saya mengatakan itu karena kita harus mengakuinya dan memodifikasinya," lanjut manajer asal Portugal itu.

Amorim menambah sulit untuk dijelaskan, dan harus mengakui momen ini dan tidak mengabaikan masalah ini.

BACA JUGA: Mohamed Salah Akhirnya Buka Suara Masa Depan di Liverpool, Arne Slot Blak-blakan Bicara Kontrak 3 Trio The Reds

BACA JUGA: Amarah Ruben Amorim Pecah, TV di Ruang Ganti Man Utd Hancur Berkeping-keping Dibuatnya

"Semua orang di sini berperilaku buruk, apa pun masalahnya. Kita berperilaku buruk dan harus menerima," ujarnya.

Tidak dapat diterima kalah dalam begitu banyak pertandingan untuk klub Liga Primer mana pun, bayangkan Manchester United.

“Jadi ini adalah momen yang sangat sulit, tetapi kami harus terus maju, kami harus terus maju, tidak ada cara lain. Kami harus menderita dan terus maju,” ungkapnya.

“Para pemain kami benar-benar gugup dan cemas. Saat Anda memasuki lapangan terakhir, Anda akan mengingat pertandingan terakhir di sini, jika saya merasakannya, para pemain juga sangat merasakannya. Satu-satunya cara adalah terus melakukan hal yang sama dan memenangkan pertandingan.”

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads