Menanti Pengganti Paus Fransiskus dari Ghana Hingga Filipina, Siapa Kardinal Terkuat?

Berikut adalah beberapa kardinal yang diperkirakan memiliki peluang kuat untuk menggantikan Paus Fransiskus, yang mencakup para pemimpin gereja dari Afrika, Asia, hingga Eropa--BBC
Latar Belakang: Kardinal Turkson, seorang Ghanaian, sudah lama menjadi salah satu kandidat yang diperhitungkan untuk posisi Paus. Ia telah dikenal sebagai tokoh yang berkomitmen pada gereja Katolik di Afrika dan di seluruh dunia. Turkson memiliki pengaruh besar di arena global, terutama dengan pendekatannya yang lebih konservatif dan pengaruhnya dalam mempromosikan ajaran moral gereja. Meski ia secara terbuka menyatakan bahwa dirinya tidak mengejar jabatan Paus, pengaruh besar yang dimilikinya dalam gereja Katolik serta dukungannya terhadap gereja yang lebih konservatif menjadikannya kandidat yang sangat kuat.
5. Cardinal Reinhard Marx (Jerman)
Usia: 71
Latar Belakang: Marx adalah salah satu figur terkemuka di gereja Katolik Jerman dan telah menjadi penasihat utama Paus Fransiskus. Ia dikenal dengan sikap moderatnya terhadap berbagai isu kontroversial seperti hak-hak LGBT dan pengaruh besar Gereja Katolik di Eropa. Meski diakui sebagai seorang pemimpin yang moderat, Marx juga terkenal karena keterlibatannya dalam reformasi finansial Vatikan. Akan tetapi, masa depannya sempat dipertanyakan setelah ia menawarkan pengunduran dirinya akibat kontroversi skandal pelecehan seksual di gereja Jerman yang melibatkan beberapa anggota gereja.
6. Cardinal Marc Ouellet (Kanada)
Usia: 80
Latar Belakang: Kardinal Ouellet, seorang tokoh senior dalam gereja Katolik, memiliki pengalaman luas dalam memilih dan mempromosikan pemimpin gereja global. Meskipun sudah berusia lanjut, pengalamannya dalam menjalankan tugas-tugas besar di Vatikan, termasuk dalam memilih uskup dan mengawasi gereja di seluruh dunia, menjadikannya kandidat yang dihormati. Namun, usia yang sudah memasuki 80 tahun bisa mengurangi peluangnya, dan keputusan Vatikan untuk lebih memilih pemimpin yang lebih muda bisa menjadi faktor yang menghalangi pencalonannya.
BACA JUGA:Prabowo Berhalangan, Kirim Utusan Hadiri Proses Pemakaman Paus Fransiskus
7. Cardinal Robert Sarah (Guinea)
Usia: 79
Latar Belakang: Kardinal Sarah dikenal karena pandangannya yang sangat konservatif mengenai doktrin gereja dan liturgi tradisional. Sebagai mantan kepala Kongregasi untuk Ibadah Ilahi dan Tata Tertib Sakramen, ia adalah figur yang sangat dihormati di kalangan konservatif. Sarah memiliki hubungan yang kuat dengan umat Katolik Afrika, dan banyak yang melihatnya sebagai seorang pemimpin yang akan melanjutkan garis keras Paus Benediktus XVI dalam mempertahankan tradisi gereja. Walaupun ia tidak dianggap sebagai favorit utama untuk menjadi Paus, Sarah dapat menarik dukungan dari kelompok konservatif di gereja.
8. Cardinal Angelo Scola (Italia)
Usia: 83
Latar Belakang: Kardinal Scola, mantan Uskup Agung Milan, adalah salah satu kandidat yang pernah diprediksi akan menggantikan Paus Fransiskus pada konklaf sebelumnya. Meskipun sudah berusia lanjut, Scola tetap dianggap sebagai sosok yang berpengaruh dalam gereja Katolik. Fokusnya pada nilai-nilai keluarga dan ajaran tradisional menjadikannya lebih disukai oleh kelompok konservatif. Meski begitu, pandangannya yang lebih konservatif bisa menjadi penghalang bagi beberapa kardinal yang mencari pemimpin yang lebih progresif.
9. Cardinal Pierbattista Pizzaballa (Italia)
Usia: 60
Latar Belakang: Kardinal Pizzaballa adalah Patriark Latin Yerusalem yang memiliki pemahaman mendalam mengenai politik dan konflik Timur Tengah, terutama terkait dengan Palestina dan Israel. Sebagai seorang figur yang dikenal memiliki pendekatan ekumenis, ia dianggap sebagai seseorang yang dapat memimpin gereja Katolik dengan pemahaman mendalam tentang masalah-masalah sosial dan kemanusiaan. Namun, usianya yang relatif muda dan kurangnya pengalaman di tingkat kepemimpinan Vatikan dapat menjadi tantangan untuk pencalonannya.
10. Cardinal Michael Czerny (Kanada)
Usia: 78
Latar Belakang: Kardinal Czerny adalah salah satu kandidat dari Kanada yang dikenal atas kontribusinya dalam pengembangan program-program sosial gereja, terutama dalam mengatasi masalah kemiskinan, ketidakadilan, dan lingkungan hidup. Sebagai seorang Jesuit, ia dekat dengan Paus Fransiskus dan berbagi banyak nilai-nilai progresif yang sama. Czerny telah memimpin dicastery yang menangani pengembangan manusia secara integral, dan meskipun sangat dihormati, ia mungkin kurang memiliki dukungan yang luas di kalangan konservatif.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: