AKHIRNYA! Trump dan Xi Jinping Sepakat Turunkan Tarif Impor, Perang Dagang AS-China Cair
Hubungan dagang China-Amerika Serikat diperkirakan kembali memasuki fase penuh gejolak meski keduanya baru saja mencapai jeda damai.--Dallas Texas TV
Tarif tinggi ini ditambah dengan beban yang sudah ada sejak masa jabatan pertamanya, serta sisa-sisa kebijakan dari era Joe Biden.
Hasilnya? Ketegangan dagang kembali meledak.
China tak tinggal diam.
Mereka membalas dengan membatasi ekspor unsur tanah jarang (rare earth) — komoditas penting bagi industri senjata dan elektronik AS — serta menaikkan tarif untuk barang-barang asal AS hingga 125%.
Imbasnya sangat terasa. Hampir $600 miliar nilai perdagangan dua arah mandek.
Rantai pasok global terganggu, perusahaan-perusahaan multinasional was-was, bahkan PHK mulai terjadi. Ancaman stagflasi—gabungan inflasi tinggi dan pertumbuhan ekonomi lemah—menghantui.
Pasar Langsung Merespons Positif
Kabar kesepakatan ini langsung menggairahkan pasar keuangan dunia.
Di Wall Street, indeks saham berjangka melonjak sementara dolar AS menguat terhadap mata uang-mata uang safe haven seperti yen dan franc Swiss.
Investor menyambut positif sinyal perdamaian dagang yang bisa meredam risiko resesi global.
Ekonom menyebut langkah ini sebagai titik balik penting.
“Penurunan tarif hingga 100 poin ke angka 10% adalah sinyal bahwa kedua negara akhirnya bersedia berdamai demi kepentingan global,” ujar analis ekonomi dari Geneva Trade Forum.
Meski kesepakatan ini disambut hangat, banyak pihak tetap waspada.
Masa jeda 90 hari bukan berarti perang dagang telah selesai.
Semua akan tergantung pada bagaimana negosiasi lanjutan berlangsung.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
