Komentar Sinis Pakistan ke Trump yang Masuk Nominasi Nobel Perdamaian Pasca Penyerangan Iran: Harus Dibatalkan!

Komentar Sinis Pakistan ke Trump yang Masuk Nominasi Nobel Perdamaian Pasca Penyerangan Iran: Harus Dibatalkan!

Pemerintah Pakistan mengumumkan niatnya untuk merekomendasikan Presiden AS Donald Trump sebagai calon penerima Nobel Perdamaian.-ED JONES-AFP-

Namun suasana berubah drastis ketika keesokan harinya, Trump mengotorisasi serangan militer besar-besaran ke Iran, negara yang berbatasan langsung dengan Pakistan.

Serangan ini membuat posisi Pakistan menjadi serba sulit. Pemerintah Islamabad segera mengecam keras aksi tersebut sebagai "pelanggaran serius terhadap hukum internasional dan Statuta IAEA."

Pakistan juga menegaskan kembali dukungannya terhadap “hak Iran untuk membela diri,” namun tetap menyerukan bahwa jalur diplomasi adalah satu-satunya solusi.

Serangan ini pun membayangi dan merusak makna dari rekomendasi Nobel Perdamaian yang sebelumnya diumumkan.

Kecaman dari Tokoh Pakistan

Beberapa tokoh penting Pakistan menyuarakan penyesalan mendalam terhadap rekomendasi tersebut:

Maleeha Lodhi, mantan Duta Besar Pakistan untuk AS, menyebut keputusan pemerintah itu sebagai:

“Langkah yang sangat tidak bijak. Pemerintah seharusnya malu dan mencabut keputusan tersebut.”

Allama Raja Nasir, anggota Senat Pakistan, yang sejak awal menyebut nominasi itu “keputusan yang sangat keliru dan tak bermoral”, kembali menegaskan pendiriannya pasca serangan ke Iran:

“Memberi pujian atas tindakan 'perdamaian', lalu sehari setelahnya mengizinkan serangan mematikan ke negara tetangga, memperlihatkan kontradiksi yang mencolok dan mengkhawatirkan.”

Hingga kini, Pemerintah Pakistan belum mencabut atau memberikan klarifikasi lebih lanjut terkait rekomendasi Nobel tersebut.

Namun dengan meningkatnya tekanan publik dan ketegangan geopolitik yang semakin rumit, posisi Trump sebagai simbol perdamaian kini dipertanyakan—bahkan oleh negara yang awalnya ingin memberinya penghargaan tertinggi untuk upaya damai.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Close Ads