Ketika Gen Z Nepal Gunakan Aplikasi Discord untuk Pemilihan Sushila Karki Sebagai PM Baru
Sushila Karki (tengah), Perdana Menteri Interim Nepal yang Ditunjuk Gen Z.-Arun Sankar/AFP-
Pertemuan online ini diselenggarakan oleh Hami Nepal, sebuah kelompok Gen Z yang menggerakkan protes tersebut dan memiliki lebih dari 160.000 anggota.
Hami Nepal mengelola kanal bernama "Youth Against Corruption" di Discord.
Di sana, lebih dari 10.000 orang, termasuk warga Nepal yang tinggal di luar negeri, berdebat sengit tentang masa depan negara mereka.
BACA JUGA:Israel Akui 20.000 Tentara Direhabilitasi akibat Perang di Gaza
Karena banyak orang yang gagal bergabung, mereka membuat siaran langsung di YouTube agar sekitar 6.000 orang lainnya juga bisa ikut menyaksikan debat tersebut.
Setelah berjam-jam berdebat, para peserta memilih Sushila Karki, mantan Ketua Mahkamah Agung, untuk memimpin Nepal.
Mereka bahkan melontarkan pertanyaan sulit kepada para pemimpin protes dan mencoba menghubungi langsung para calon perdana menteri.
Sushila Karki (73 tahun) kemudian dilantik menjadi perdana menteri sementara pada hari Jumat.
Menurut para analis, perubahan di Nepal baru saja dimulai.
Cara para pengunjuk rasa memilih pemimpin negara ini menunjukkan bahwa sedang terjadi sebuah percobaan demokrasi baru yang penuh kekacauan.
Pendekatan ini memiliki potensi keuntungan, tapi juga risiko.
BACA JUGA:Kemlu Pastikan 134 WNI di Nepal dalam Kondisi Aman
Para pendukung debat di Discord menyebutnya sebagai cara revolusioner untuk melawan tradisi politikus yang memilih pemimpin secara diam-diam. Dengan cara ini, semuanya jadi lebih transparan.
Discord adalah aplikasi yang memungkinkan penggunanya terhubung lewat pesan teks, panggilan suara, video, dan berbagi media.
Komunikasi juga bisa dilakukan secara pribadi atau di dalam ruang komunitas yang disebut server.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
