Ketika Gen Z Nepal Gunakan Aplikasi Discord untuk Pemilihan Sushila Karki Sebagai PM Baru
Sushila Karki (tengah), Perdana Menteri Interim Nepal yang Ditunjuk Gen Z.-Arun Sankar/AFP-
Lima nama masuk dalam daftar pendek untuk pemungutan suara akhir:
- Harka Sampang, aktivis sosial dan wali kota Dharan.
- Mahabir Pun, aktivis sosial populer yang mengelola Pusat Inovasi Nasional.
- Sagar Dhakal, politisi independen.
- Rastra Bimochan Timalsina, seorang pengacara yang dikenal sebagai Random Nepali di YouTube dan menjadi penasihat para demonstran Gen Z.
- Sushila Karki. Karki, yang akhirnya terpilih, dikenal karena perjuangannya untuk peradilan yang independen saat menjabat sebagai ketua Mahkamah Agung dari tahun 2016 hingga 2017.
Ia pernah memenjarakan seorang menteri yang sedang menjabat karena korupsi.
Pada tahun 2017, pemerintah gagal memakzulkannya setelah ia menolak pilihan mereka untuk kepala polisi.
Sejarah ini membuat para pemilih di Discord percaya padanya.
"Dalam situasi ini, saya sebenarnya tidak ingin berada di sini. Nama saya dibawa dari jalanan," kata Karki setelah dilantik.
"Kami tidak akan menjabat lebih dari enam bulan. Kami akan menyelesaikan tanggung jawab kami dan berjanji akan menyerahkannya kepada parlemen dan menteri berikutnya."
Banyak peserta debat juga mengusulkan Balen Shah, seorang rapper populer yang kini menjabat wali kota Kathmandu, sebagai pilihan mereka.
Namun, moderator Hami Nepal memberi tahu mereka bahwa mereka tidak bisa menghubungi Shah.
Balen Shah kemudian mengunggah dukungannya untuk Karki di media sosial.
Banyak yang percaya Balen Shah bisa menjadi kandidat kuat untuk perdana menteri pada pemilihan umum bulan Maret.
'Lebih Egaliter' dan Tantangan di Discord
Aayush Bashyal, salah satu peserta diskusi Discord, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa ia melihat "berbagai tingkat pemahaman, dan semuanya adalah 'coba-coba'."
"Beberapa orang akan datang dan meremehkan ide-ide yang ada, yang akan menghentikan percakapan. Tapi ini memang sangat dibutuhkan saat itu, dan menjadi wadah spontan untuk menampung sebanyak mungkin suara," katanya.
Bashyal juga menyebut bahwa beberapa orang di forum Discord menyerukan kembalinya monarki Nepal, yang dihapuskan pada tahun 2006.
"Ada juga grup Discord pro-monarki yang berjalan beriringan. Terkadang, orang-orang membagikan tangkapan layar dari obrolan mereka," kata mahasiswa berusia 27 tahun ini.
Ia menyebut kelompok pro-monarki itu sebagai "penyusup."
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
