Dari 100 Ribu Barel BBM Impor, Vivo Serap 40 Ribu untuk Konsumennya di RI
PT Vivo Energy Indonesia (Vivo) menyerap 40 ribu barel untuk memenuhi kebutuhan konsumennya di Indonesia.-ist-
JAKARTA, DISWAY.ID – Upaya kolaborasi antara PT Pertamina Patra Niaga (PPN) dan badan usaha swasta mulai menampakkan hasil konkret dalam menjaga ketahanan energi nasional.
Dari total 100 ribu barel (MB) kargo bahan bakar minyak (BBM) impor yang ditawarkan, PT Vivo Energy Indonesia (Vivo) menyerap 40 ribu barel untuk memenuhi kebutuhan konsumennya di Tanah Air.
Langkah ini merupakan tindak lanjut arahan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, yang mendorong sinergi antara BUMN dan badan usaha swasta untuk memastikan stabilitas energi nasional.
BACA JUGA:Isu Kelangkaan BBM Ramai, Pertamina Tegas Bantah Hoaks dan Kampanye Hitam
Kerja sama business to business (B2B) antara Pertamina Patra Niaga dan Vivo dijalankan dengan prinsip transparansi, kepatuhan pada regulasi, serta tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance).
“Kami menyambut baik semangat kolaborasi yang ditunjukkan oleh Vivo. Ini bukan semata soal impor BBM, tapi bagaimana seluruh pihak bersinergi memastikan energi hadir bagi masyarakat dengan pelayanan terbaik,” ujar Pj Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun, Jumat (13/9).
Menurutnya, mekanisme penyediaan pasokan kepada Vivo dilakukan melalui prosedur resmi yang sesuai aturan. Produk BBM yang masuk akan melalui uji kualitas dan kuantitas oleh surveyor independen.
Roberth menegaskan, kolaborasi ini diharapkan bisa berjalan berkelanjutan dengan tetap menjunjung tinggi prinsip kepatuhan, transparansi, dan akuntabilitas.
BACA JUGA:KPK Ingatkan Biro Perjalanan Kooperatif Saat Diperiksa Kasus Kuota Haji
Sementara itu, empat badan usaha swasta lainnya masih melakukan koordinasi internal di kantor pusat masing-masing untuk menyusul langkah Vivo dalam menyerap kargo BBM impor dari Pertamina Patra Niaga.
Kolaborasi ini menunjukkan bahwa menjaga ketahanan energi nasional bukan hanya tugas pemerintah atau BUMN semata, melainkan kerja bersama seluruh pemangku kepentingan.
“Dengan semangat gotong royong, layanan energi yang adil, merata, dan berkelanjutan dapat terwujud bagi seluruh rakyat Indonesia,” tutup Roberth.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: