Pro Kontra Aksi Bom SMAN 72 Jakarta Penuhi Medsos, Bullying Jadi Topik Panas

BACA JUGA:Cocokan Barang Bukti, Polisi Geledah Rumah NF, Terduga Pelaku Ledakan SMA 72 Jakarta

Ia menjelaskan bahwa kelompok ekstremis kerap mengeksploitasi target sipil untuk menciptakan efek psikologis luas, tetapi dalam kasus ini indikasinya lebih mengarah pada perilaku individu yang terdorong oleh pencarian identitas dan eksposur daring.

Al Chaidar mengingatkan bahwa pemerintah dan masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi copycat behavior di kalangan remaja, terutama yang aktif di ruang digital.

“Pencegahan bukan hanya soal keamanan fisik, tapi juga kesehatan mental dan literasi digital generasi muda,” tegasnya.

Untuk mencegah kejadian serupa, ia menyarankan beberapa langkah strategis:

BACA JUGA:Cocokan Barang Bukti, Polisi Geledah Rumah NF, Terduga Pelaku Ledakan SMA 72 Jakarta

1. Pendidikan literasi keamanan di sekolah, agar siswa dan guru mampu mengenali benda mencurigakan tanpa menimbulkan kepanikan.

2. Sistem pelaporan dini yang aman dan rahasia bagi siswa untuk melaporkan kasus perundungan atau tekanan psikologis.

3. Latihan evakuasi dan prosedur darurat yang terintegrasi dalam kurikulum keamanan sekolah.

4. Kerja sama lintas lembaga antara sekolah, kepolisian, psikolog, dan tokoh masyarakat.

5. Pemantauan digital yang etis oleh guru dan orang tua untuk memahami pola konsumsi konten anak di dunia maya.

BACA JUGA:Buntut Ledakan SMAN 72, Menteri PPPA Akui Program Sekolah Ramah Anak Perlu Penguatan

Bullying Jadi Sorotan

Kasus ini juga memunculkan simpati luas terhadap pelaku yang disebut-sebut sebagai korban bullying di sekolah.

Siswa lain menyebut pelaku sering mengalami perundungan dari teman-temannya.

Beredar pula video dan foto di media sosial yang menunjukkan kondisi sekolah usai ledakan, sejumlah siswa tampak luka-luka dan masjid sekolah porak-poranda. Warga sekitar turut membantu mengevakuasi korban ke rumah sakit terdekat.

Sumber: