Rekor Transfer Serie A Pecah! Klub Raksasa Italia Bajak Jay Idzes dari Sassuolo, Media Eropa Heboh

Menanggapi hal tersebut, mantan panitia penyelenggara, Suntisuk mengungkap fakta buruknya sang tuan rumah.

BACA JUGA:Disambut Bak Raja! PSSI Datangkan Pelatih Top Timnas Indonesia, STY Tiba di Jakarta, Kevin Diks Paling Bahagia

Ia mengaku menerima undangan untuk bergabung dengan panitia penyelenggara SEA Games pada awal tahun dan mulai bekerja sejak Maret.

Namun semua pekerjaan yang telah dilakukan oleh Suntisuk selama 7 bulan sejak Maret tiba-tiba dibatalkan pada September 2025.

Dalam unggahannya di media sosial, Suntisuk mengkritik gaya kerja panitia penyelenggara yang tidak konsisten.

Mantan panitia tersebut menilai bahwa kekacauan ini bukan semata-mata karena faktor alam atau bencana banjir, melainkan karena kurangnya kompetensi dan koordinasi dari panitia lokal.

Ia menyayangkan bahwa Thailand yang memiliki reputasi baik dalam pariwisata dan olahraga justru terlihat amatir dalam mengelola event ini.

BACA JUGA:Akhirnya Diumumkan! Faktor Pelatih Asal Inggris Tangani Timnas Indonesia, Wawancara PSSI Berhasil

Pelatih Asal Vietnam Lebih Jagokan Timnas Indonesia U-22 daripada Thailand dan Malaysia

Skuad Garuda Muda tak henti-hentinya mendapatkan sorotan jelang berjuang mempertahankan Emas di SEA Games 2025.

Salah satunya datang dari mantan pelatih Vietnam U-23, Hoang Anh Tuan yang menyebut Ivar Jenner dan kawan-kawan sebagai ancaman terbesar dalam perebutan medali emas bahkan melebihi tuan rumah Thailand.

Hoang Anh Tuan menilai sepak bola usia muda Indonesia mengalami perkembangan pesat dalam beberapa tahun terakhir.

Hal itu terbukti ketika timnas Indonesia beberapa kali mengalahkan Vietnam di level U-17 hingga U-19 dan kini kualitas itu disebut sudah naik level ke kelompok usia U-22.

Menurut pandangannya, Indonesia memiliki matahari pemain yang paling lengkap.

BACA JUGA:5 Nama Calon Pelatih Timnas Indonesia Terungkap: John Herdman Pesaing GvB, Skema Mirip Favorit Shin Tae-yong

Kombinasi antara pemain yang berkompetisi di liga domestik yang kompetitif dan pemain diaspora yang bermain di Eropa menjadikan Garuda muda memiliki kualitas individu di atas rata-rata.

Sumber: