"Saya dari Bandung ke Ciamis dan rencananaya 5 hari di lembur. Tak kebayang kalau domba tak dikasih makan. Apa kata dunia, domba saya takut mati akibat kelaparan kasian dia," terangnya.
BACA JUGA:Mau Kumandangkan Adzan, 2 Orang Meninggal Tersengat Listrik Pengeras Suara Musala
Iyon mengalu sama sekali tidak merasa kerepotan mudik sembari membawa hewan peliharannya.
Dia justru menikmati dan mudik terasa menyenangkan. Keenam peliharaannya itu menjadi teman di perjalanan agar tidak bosan.
"Saya mudik sama anak dan istri selama perjalanann alahamdulilah mudik sekarang lancar hanya sedikit macet wajar itu tandanya mau Lebaran," tambahnya.
BACA JUGA:Menara Pandang Teratai Purwokerto Siap Gelar Shalat Idul Fitri
Dia mudik membawa mobil dengan hewan peliharaan di dalamnya sama dengan membawa seorang penumpang kelas VIP.
Alhasil, dirinya harus mengendarai mobil dengan halus dan dengan kecepatan yang tidak terlalu tinggi.
Sebab, hewan peliharan sangat sensitif ketika berada di perjalanan.
BACA JUGA:Pengikut Syattariah di Nagan Raya Aceh Sudah Lebaran
“Jadi bawa mobilnya harus lebih save. Kecepatan paling mentok 100 km/jam. Ketika hendak berbelok atau mendahului kendaraan di depan bantingannya nggak boleh kasar,” jelasnya.
Selama perjalanan dari Bandung hingga Jalur Gentong, Iyon tak terjebak kemacetan yang parah.
"Kalau tak macet itu bukan mudik. Bukan mau Lebaran. Jadi Lebaran itu pasti macet,” ujarnya.
“Ini domba adu hewan kesayangan saya dibawa mudik bersama hewan lain seperti kucing dan bawa motor juga untuk jalan-jalan di kampung," tukasnya.