PANDEGLANG, DISWAY.ID-- Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda Provinsi Banten dan Lampung mengalami erupsi, Jumat, 25 Maret 2022.
Erupsi terjadi sekira pukul 05.26 WIB, dengan tinggi kolom abu mencapai 2000 meter.
Abu Erupsi Gunung Anak Krakatau berwarna hitam pekat membumbung tinggi.
Erupsi terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 56 mm dan durasi sementara terpantau 2 menit 56 detik.
“Dengan tinggi kolom abu teramati kurang lebih 2.000 meter ( di atas puncak (kurang 2.157 meter di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas tebal condong ke arah timur,” kata Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Pandeglang Girgi Jantoro.
Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 56 mm dan durasi sementara ini kurang lebih 2 menit 56 detik.
“Erupsi masih berlangsung. Saat ini Gunung Anak Krakatau berada pada Status Level II (Waspada). Dengan rekomendasi masyarakat atau wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 2 kilometer dari kawah,” katanya.
BACA JUGA:PPATK Blokir 275 Rekening Investasi Bodong Sebesar Rp 502,88 Miliar
Sementara itu, Ketua Forum Keluarga Siaga Bencana (KSB) Kabupaten Pandeglang Beni Madrisa mengimbau, kepada masyarakat dan nelayan ada di sepanjang pantai selatan Pandeglang agar tetap tenang, tetap waspada dan siaga.
“Kita tetap tenang namun waspada. Serta mengikuti himbauan BMKG dari Pemerintah Kabupaten Pandeglang. Misal nelayan tidak boleg medekat ke Gunung Anak Krakatau,” katanya.
Beni mengungkapkan, erupsi Gunung Anak Krakatau tetap perlu diwaspadai berkaca dari pengalaman 2018 saat terjadi tsunami senyap.
Oleh karena itu kewaspadaan tetap perlu dilakukan.
“Adapun menurut informasi temen KSB di Labuan dan Carita. Masyarakat sudah terbiasa dan mereka tetap tenang seolah tidak terjadi apa-apa dan semoga tetap aman,” katanya.