JAKARTA, DISWAY.ID - Harga minyak mentah dunia melemah hingga 6 persen pada perdagangan Senin 10 Mei 2022.
Pelemahan itu akibat kebijakan penguncian wilayah atau lockdown di Tiongkok karena lonjakan kasus covid-19.
Lockdown yang dijalankan oleh Pemerintah Tiongkok ini memicu kekhawatiran para pelaku pasar, terkait prospek permintaan akan minyak mentah bakal anjlok.
BACA JUGA:Perolehan Medali SEA Games 2022: Malaysia Teratas dengan 4 Emas
Seperti diketahui China adalah importir minyak utama di dunia.
Mengutip Antara, Selasa 10 Mei 2022, minyak mentah berjangka Brent turun US$6,45 per barel atau 5,7 persen menjadi di level US$105,94 per barel.
Sementara, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) turun 6,68 dolar AS atau 6,1 persen, menjadi US$103,09 per barel.
Pasar keuangan global di tengah kekhawatiran akan turunnya permintaan akan minyak dampak dari penguncian COVID-19 yang lebih ketat dan lebih luas di Tiongkok.
BACA JUGA:Gebuk Thiland 4-1, Indonesia Lolos ke Perempat Final Thomas Cup 2022
Hal ini akan membuat pertumbuhan ekspor yang lebih lambat di negara dengan ekonomi nomor 2 terbesar di dunia ini.
"Penguncian COVID di Tiongkok berdampak negatif pada pasar minyak, yang dijual bersamaan dengan ekuitas," kata presiden Lipow Oil Associated di Houston Andrew Lipow.
Adapun impor minyak mentah oleh Tiongkok dalam empat bulan pertama tahun ini merosot 4,8 persen dari tahun lalu, namun impor secara bulanan pada April naik hampir 7 persen.
Impor minyak Iran oleh Tiongkok pada April turun dari volume puncak yang terlihat pada akhir 2021 dan awal 2022 karena permintaan dari penyulingan independen melemah setelah lockdown memukul margin bahan bakar dan meningkatnya impor minyak Rusia dengan harga lebih rendah.
BACA JUGA:Erling Haaland Sepakat Gabung Manchester City, Pengumuman Pekan Ini
Indeks saham Wall Street jatuh dan dolar mencapai level tertinggi dalam dua dekade juga membuat harga minyak lebih mahal.