Tak hanya itu, para pekerja pabrik juga banyak yang tertahan. Mereka belum berani keluar, lantaran air semakin tinggi. Ada juga yang nebeng truk trailer di bodi belakang dan depan.
“Jumlah pekerja di kawasan sini ya banyak banget, ribuan orang. Di sini banyak perusahaan besar. Di kawasan Lamicitra ini banyak perusahaan garmen. Kalau satu pabrik saja bisa sampai 1 ribuan orang,” katanya.
Mulyadi mengaku was-was terhadap dua anaknya yang bekerja di perusahaan di dalam kawasan pelabuhan.
BACA JUGA:Perjalanan Pembahasan 4 Pulau antara Aceh-Sumut Menemui Titik Temu
Menurutnya, sampai sekitar pukul 16.30, belum keluar menuju Pos 4.
“Ini nunggu anak saya. Tadi pas kejadian, saya dihubungi terus saya datang kesini jemput. Tapi ini belum ada keluar, kerja di Fuji Metec. Saya telpon katanya gak berani keluar,” ungkapnya.
Tidak hanya dua anaknya, diduga masih banyak para pekerja yang tertahan di dalam perusahaan Kawasan Pelabuhan Tanjung Mas Semarang.
Terlihat, lautan manusia banyak berjubel di bawah jembatan Pos 4.
BACA JUGA:Perjalanan Pembahasan 4 Pulau antara Aceh-Sumut Menemui Titik Temu
Terlihat juga, genangan air yang tadinya hanya berjarak 10 meter dari bawah jembatan Pos 4, semakin melebar ke pemukiman penduduk sekitarnya.
Air di jalan Ronggowarsito, juga semakin mendekat di perlintasan Kebonharjo, mengarah Kota Lama.
“Ini parah. Sebelumnya juga pernah terjadi banjir bandang, tahun 89 dan 90 an. Ini juga sudah mulai masuk ke dalam rumah,” ungkap perempuan bernama Ery, pedagang di tepi Jalan Ronggowarsito.
Sedangkan, berdasarkan data sementara dari BPBD Kota Semarang titik lokasi banjir berada di Depan Pos 1, Depan Polsek KPTE, Jalan Coaster, Jalan Deli, Dermaga Nusantara.
BACA JUGA:Banjir Lebih dari Satu Meter Kepung Belasan Desa di Kabupaten Malinau
Kemudian Terminal Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Kawasan Lamicitra, Dog Koja Bahari.
Jalan Yos Sudarso, Jalan Ampera, Ketinggian air mulai dari 50 senti meter sampai 1,5 meter.